Cuaca Buruk, Ratusan Nelayan Tradisional di Kota Tegal Menganggur Lantaran Tidak Melaut

Cuaca Buruk, Ratusan Nelayan Tradisional di Kota Tegal Menganggur Lantaran Tidak Melaut

Ratusan nelayan tradisional terpaksa tidak melaut akibat cuaca buruk yang melanda perairan laut Kota Tegal. Selama ini mereka menganggur sambil menunggu cuaca membaik. 

Ketua HNSI Kota Tegal Riswanto saat ditemui Kamis (21/1) siang mengatakan, pihaknya telah menerima informasi dari BMKG Semarang. 

Saat ini, wilayah perairan tengah dilanda cuaca ekstrem atau barat. Karenanya, dia mengimbau kepada nelayan yang terpaksa tetap melaut agar memperhatikan keselamatan. 

"Kalau memang cuaca sedang tidak bagus, kami mengimbau agar nelayan menambatkan kapalnya atau tak melaut sambil menunggu cuaca membaik," katanya. 

Menurut Riswanto, cuaca ekstrem sangat berdampak kepada nelayan tradisional yang melautnya sehari. Sebagian besar nelayan memilih tidak melaut karena memperhatikan keselamatan diri. 

"Karena tidak melaut, mereka pun tidak punya penghasilan dan hanya bisa menganggur,"
ujarnya. 

Mereka yang berani melaut, kata Riswanto, juga mengalami dampak cuaca yang buruk. Hasil tangkapannya menjadi sedikit, sehingga pendapatannya menurun drastis. 

"Dampaknya, berkurangnya pendapatan dan sebagian nelayan memilih tidak melaut," tandasnya. 

Riswanto menambahkan, saat ini jumlah perahu tradisional di Muaraanyar ada 200 unit dan yang melaut hanya 50-an. Kemudian di Muarareja Timur ada 300 perahu dan yang berangkat sekitar 100-an. 

"Karenanya, kita akan mengusulkan agar pemerintah mengucurkan bantuan beras paceklik. Harapannya, semoga segera terealisasi," ujarnya. (muj/ima)

Sumber: