Sekda Tegal Melantik 18 Pejabat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Sekda Tegal Melantik 18 Pejabat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Sekda Tegal Widodo Joko Mulyono melantik 18 pejabat di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di pendapa rumah dinas bupati. Pelantikan 18 pejabat ini disaksikan oleh Bupati Tegal Umi Azizah dan beberapa kepala organisasi perangkat daerah.

Sekda Tegal Widodo Joko Mulyono, Kamis (7/1) meminta agar Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki tanggung jawab yang besar untuk membawa perubahan, berinovasi menyelesaikan persoalan pendidikan di masa pandemi. 

Platform teknologi pendidikan ini akan menjadi layanan pendidikan permanen, pendidikan masa depan. 

"Untuk itu perlu dukungan semua pihak, tidak hanya tuntutan pada sarana dan prasarananya saja," katanya. 

Bahkan sumber daya aparatur dan guru yang berkualitas. Di tengah pandemi ini, persoalan kesenjangan akses pendidikan belum merata dan kualitasnya juga masih belum memadai. Permasalahan itu membutuhkan kepekaan ASN guna memilih mana yang harus mendapatkan prioritas. 

Diharapkan, dalam menjalankan amanat, tugas dan tanggungjawab senantiasa dilandasi semangat pengabdian yang tulus. 

"Juga harus memegang teguh integritas, menjunjung tinggi profesionalisme, serta mampu memberikan telaah, kajian dan pertimbangan penting untuk menyelesaikan setiap permasalahan," tambahnya.

Harus ada cara dan nilai baru, lanjut Widodo Joko Mulyono, yang akan men-drive pola kerja di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Sehingga tidak biasa-biasa saja untuk mendapatkan hasil yang luar biasa.

Makanya, dirinya meminta pada kepala dinas dikbud dan jajarannya agar dapat membangun semangat kerja dan memberikan pelayanan yang lebih baik. 

Jika perlu mereformasi internal kelembagaan untuk mendobrak mindset dan culture-set lama yang bisa menghambat dan merugikan citra pelayanan pendidikan.

Dirinya ingin para pejabat bisa bekerja lebih cepat, produktif dan tidak terjebak pada rutinitas. Karena akan sangat sulit jika upaya pemenuhan hak pendidikan dasar anak-anak tidak dibarengi dengan inovasi, semangat mendisrupsi diri, mengubah pola pikir dan pola kerja. Termasuk mengevaluasi kinerjanya secara objektif dan mandiri. (guh/ima)

Sumber: