Meski Banyak Dikeluhkan, Penjualan Rumah Bersubsidi Sudah 85 Persen

Meski Banyak Dikeluhkan, Penjualan Rumah Bersubsidi Sudah 85 Persen

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat, bahwa tingkat penjualan rumah subsidi melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tahun ini sudah mencapai 85 persen.

Direktur Utama PPDPP PUPR, Arief Sabaruddin mengatakan, bahwaa pembelian rumah melalui skema FLPP atau rumah bersubsidi mengalami peningkatan di tengah pandemi covid-19.

Tercatat, sejak Sistem Informasi KPR Subsidi Perumahan (SiKasep) diluncurkan 19 Desember 2019 oleh Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) perkembangannya sudah sampai 85 ribu unit rumah.

"Penjualan hingga saat ini sudah sekitar 85 persen terserap. Artinya, hampir 85 ribu unit yang terjual dari 102.500 unit rumah," kata Arief dalam seminar virtual, seperti ditulis, Sabtu, (29/8)

Arief menyebut, meski ada kebijakan bekerja dari rumah (WFH), pelayanan dari SiKasep tetap terjamin. Bahkan terjadi puncak pembelian rumah subsidi oleh masyarakat sebanyak 4 ribu unit dalam 24 jam.

"Pernah beberapa hari mencapai angka 4 ribu unit per hari," ujarnya.

Menurut Arief, kemudahan Sikasep yang bisa diakses melalui telepon pintar, mempercepat akses masyarakat untuk mendapatkan rumah bersubsidi. Apalagi, pilihan lokasinya tersebar di berbagai daerah.

"Orang Mianggas bisa cari rumah di Rote. Ini rumah subsidi pemerintah dengan uang muka 1 persen, bunga hanya 5 persen. Bahkan tenornya bisa 20 tahun untuk FLPP," tuturnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Khalawi Abdul Hamid mengaku optimistis target tersebut akan tercapai.

Menurutnya, saat ini pemerintah masih memiliki stok pembangunan rumah sebanyak 300 ribu unit, dan sisanya berasal dari pengembang, pemerintah daerah dan lainnya.

"Artinya masih bisa tercapai di akhir tahun ini satu juta unit saya optimistis masih bisa tercapai," kata Khawali.

Dari data Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP), masyarakat peminat rumah subsidi hampir 90 persen yang adalah milenial dan yang sudah memiliki rumah melalui program KPR Subsidi Perumahan (SiKasep).

"Untuk menggaet konsumen milenial, PUPR sedang membuat regulasi terkait rumah singgah atau rumah sewa dengan konsep hunian mason yang berada di pusat kota, dekat dengan moda transportsi umum. Konsep tersebut akan bekerja sama dengan pengembang dengan menggunakan tanah milik negara," tuturnya.

Terkait hambatan yang dihadapi saat pandemi covid-19, kata Khalawi, industri penyedia bahan bangunan berhenti beroperasi. Karena itu, melanjutkan pembangunan perumahan bersubsidi diyakini dapat membangkitkan dan menggerakkan perekonomian hingga ke daerah.

Sumber: