Infrastruktur Internet di Blankspot Area Diperkuat, Pemprov Jateng Apresiasi Pengguna QRIS
TRESNO BUDOYO- Sekretaris Daerah Sumarno hadir mewakili Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dalam kegiatan bertemakan “Rupiah Tresno Budoyo, Rayakan Digitalisasi, Berbudaya untuk Negeri”, di Rajawali Culture Kota Semarang, Sabtu, 1 November 2025 malam.-Istimewa -Radartegal
Radartegal.com- Agar seluruh lapisan masyarakat bisa terjangkau layanan transformasi keuangan digital, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) terus memperluas jaringan internet ke wilayah-wilayah desa dan blank spot area.
Berdasarkan data Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jawa Tengah, hingga kini Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah memfasilitasi jaringan internet di 866 titik desa blankspot.
Sepanjang 2025, pemerintah provinsi telah memfasilitasi jaringan internet gratis di 327 desa, terdiri dari 195 desa blankspot, 50 desa wisata, 50 desa miskin ekstrem, dan 32 desa rawan banjir.
Gubernur Ahmad Luthfi menargetkan, seluruh wilayah blankspot di Jawa Tengah dapat terhubung internet pada 2029.
BACA JUGA: Pelaku UMKM Diizinkan Manfaatkan Aset Pemprov Jateng untuk Outlet dan Pembinaan
BACA JUGA: Kirim Atlet, Pemprov Jateng Incar Juara Umum pada Peparpenas XI dan Tiga Besar pada Popnas XVII
Pemprov Jateng memberikan apresiasi kepada masyarakat di wilayahnya yang semakin banyak menggunakan teknologi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dalam transaksi keuangan.
Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Sumarno, yang hadir mewakili Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dalam kegiatan bertemakan “Rupiah Tresno Budoyo, Rayakan Digitalisasi, Berbudaya untuk Negeri”, di Rajawali Culture Kota Semarang, Sabtu, 1 November 2025 malam.
"Ini sudah kita mulai sejak masa Covid-19 dulu, awalnya untuk mendukung administrasi di desa, dan selanjutnya akan mendukung layanan digitalisasi termasuk dalam transaksi keuangan di tengah masyarakat," kata Sumarno.
Sumarno mengatakan, digitalisasi keuangan memaksa pembukuan lebih tertib, dan membentuk budaya kejujuran dalam tarnsaksi keuangan. Dengan menggunakan teknologi QRIS, penggunaan uang palsu juga bisa terhindarkan.
Kegiatan Rupiah Tresno Budoyo ini, merupakan rangkaian festival dalam rangka memperingati 200 tahun Perang Diponegoro.
Melalui penampilan pertunjukan Opera Orchestra Diponegoro bersama Eko Dance Company, disampaikan pesan keadilan yang menjadi bagian penting dari perjuangan melawan VOC.
"Ekonomi tidak bisa lepas dari budaya. Tanpa budaya, ekonomi menjadi eksploitatif terhadap alam dan manusia," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

