Ketua DPRD Jateng Dorong Regenerasi Dalang, Dorong Sanggar Seni Kelas Khusus Pedalangan
REGENERASI- Ketua DPRD Jawa Tengah (Jateng) Sumanto mendorong regenerasi dalang-Istimewa-radartegal.disway.id
radartegal.com - Ketua DPRD Jawa Tengah (Jateng) Sumanto mendorong regenerasi dalang. Hal itu disampaikannya saat menghadiri Pagelaran Seni Tradisional Wayang Kulit dengan Lakon Gatotkaca Winisuda di Desa Jati, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, belum lama ini.
Pentas wayang kulit tersebut menampilkan Dalang Ki Canggih Tri Atmojo, Dalang Cilik Gibran Maheswara, dan Bintang Tamu Uncek.
Sumanto mendorong pemerintah daerah dan para pelaku kesenian membuka sanggar-sanggar seni dengan kelas khusus pedalangan untuk anak-anak dan remaja.
Tidak hanya mengajarkan teknik memainkan wayang, kelas ini juga mengajarkan filosofi pewayangan, tata panggung, serta teknik vokal.
BACA JUGA: Ajak Masyarakat Pahami Lakon Wayang Kulit Kresna Duta, Sumanto: Ini Tuntunan
BACA JUGA: Pentaskan Wayang Kulit 30 Jam Nonstop, Sumanto Apresiasi Gotong Royong Dalang Karanganyar
Dengan cara tersebut, ia berharap dalang-dalang baru terus bermunculan agar kesenian wayang kulit tetap lestari.
Diakuinya, sejumlah langkah strategis perlu terus dilakukan oleh para pelaku budaya dan masyarakat untuk menjaga keberlangsungan kesenian wayang kulit.
Salah satunya dengan memastikan regenerasi dalang berjalan berkesinambungan. Upaya tersebut dinilai penting mengingat minat generasi muda terhadap seni tradisi mulai bersaing dengan budaya populer dari luar negeri.
Sumanto mengapresiasi Pagelaran Wayang Kulit yang menampilkan dalang cilik. Menurutnya cara tersebut membuka kesempatan dalang cilik tampil satu panggung dengan dalang senior untuk menambah pengalaman.
"Saya senang ada dalang cilik yang ikut tampil yang nantinya bisa menjadi penerus dalang-dalang senior. Kalau tidak begitu, bisa-bisa 10 tahun lagi wayang kulit akan punah," katanya.
Ia juga berharap pentas wayang kulit bisa menarik minat generasi muda. Sebab dengan kemajuan zaman, banyak anak muda lebih tertarik dengan tayangan budaya pop seperti drakor yang berasal dari luar negeri.
Karena itu, pemerintah dan pelaku seni memiliki tugas berat untuk nguri-uri kesenian tradisional. Terlebih, wayang kulit yang merupakan kesenian warisan nenek moyang berisi tontonan sekaligus tuntunan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



