Ada Rempeyek Laron, Ini 5 Makanan Ekstrem khas Jawa Tengah yang Bikin Deg-degan
KULINER EKSTRIM - Inilah 5 makanan ekstrem khas Jawa Tengah seperti ungker jati, sate ular kobra, hingga rempeyek laron. -(Foto: Youtube Epi Abdul Haris)-
Namun, bagi sebagian orang, gagasan menyantap darah hewan mungkin terasa ekstrem. Makanan ini sebenarnya memiliki nilai gizi karena mengandung zat besi tinggi, meski tetap harus dikonsumsi dengan bijak dan sesuai takaran.
3. Sate Ular Kobra
Sate ular kobra menjadi salah satu makanan paling ekstrem dan kontroversial di Jawa Tengah. Ular yang terkenal karena bisanya ini, setelah dibersihkan, diolah seperti sate biasa dipotong kecil, dibumbui, lalu dibakar.
BACA JUGA: Nasi Megono Kuliner khas Pekalongan Punya Cita Rasa Unik, Ini Sejarahnya
BACA JUGA: Bisa Bikin di Rumah, Ini Cara Membuat Apem Comal Kuliner khas Pemalang
Di balik sensasi rasa yang gurih dan sedikit kenyal, masyarakat percaya bahwa daging ular kobra memiliki khasiat meningkatkan vitalitas, meredakan nyeri sendi, dan memperkuat stamina.
Healthline menyebutkan bahwa meskipun beberapa jenis daging eksotis dipercaya memiliki manfaat, bukti ilmiahnya masih minim dan perlu dikaji lebih dalam.
4. Swike
Swike mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, namun di Purwodadi dan sekitarnya, makanan ini cukup populer. Terbuat dari daging kodok sawah yang dibersihkan lalu dimasak dengan bumbu bawang putih dan tauco, swike biasanya disajikan dalam bentuk sup.
Tekstur dagingnya yang lembut dan bumbu yang meresap menjadi daya tarik utama. Meski begitu, karena menggunakan hewan amfibi sebagai bahan utama, swike tetap tergolong ekstrem bagi lidah masyarakat umum.
BACA JUGA: Jadi Warisan Budaya Tak Benda, Ini Keunikan Kuliner Nasi Grombyang khas Pemalang
BACA JUGA: Bikin Nagih, Ini 7 Kuliner Pedas khas Tegal yang Wajib Anda Coba
Beberapa komunitas agama juga memiliki batasan tersendiri terhadap konsumsi daging kodok, sehingga makanan ini tidak selalu diterima secara universal.
5. Rempeyek Laron
Saat musim hujan tiba, laron sering bermunculan dalam jumlah banyak. Di wilayah seperti Wonogiri dan sebagian Yogyakarta, serangga ini justru dimanfaatkan sebagai bahan utama rempeyek.
Laron yang telah dibersihkan dicampur dalam adonan tepung dan digoreng hingga kering. Rempeyek laron dikenal kaya akan protein dan memiliki rasa gurih yang khas.
CNN Indonesia melaporkan bahwa konsumsi serangga seperti laron memiliki manfaat sebagai sumber protein alternatif yang ramah lingkungan. Namun, tampilannya sering membuat banyak orang harus mengumpulkan keberanian ekstra untuk mencicipinya.
BACA JUGA: Wisata Kuliner di Brebes, 11 Hidangan Lezat yang Wajib Dicoba!
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


