Bupati: Ruwat Bumi Guci Tegal Warisan Leluhur yang Sarat Makna

Bupati: Ruwat Bumi Guci Tegal Warisan Leluhur yang Sarat Makna

Bupati Tegal Ischak Maulana Rohman menerima pusaka untuk dilakukan pensucian di pancuran 13 -radar tegal-Poto : doc. Prokompin Kab. Tegal

Budaya atau tradisi Ruwat Bumi Guci Tegal menjadi bagian dari jati diri bangsa di tengah dinamika globalisasi. Pelestarian budaya lokal diyakini mampu memperkuat identitas sekaligus daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Tradisi semacam ini tumbuh dari akar budaya warga yang otentik, berkelanjutan, dan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat Guci melalui sektor pariwisata.

BACA JUGA:Dinilai Masih Semrawut, Penerapan Tiket Elektronik OW Guci Tegal Butuh Perbaikan

BACA JUGA:Stroberi di Kawasan Guci Tegal Kembali Dipopulerkan, Wisatawan Bisa Petik Langsung

Potensi wisata Guci Tegal

Ischak mengatakan, bahwa potensi terbesar destinasi wisata ini adalah keberadaan pemandian air panas alami yang berasal dari aktivitas geothermal Gunung Slamet. Menurutnya, Guci memiliki kesamaan dengan onsen di Jepang maupun sumber air panas di Austria.

“Kandungan mineral dalam air panas Guci terbukti memiliki manfaat kesehatan bagi kulit, relaksasi otot, hingga terapi peredaran darah. Guci sudah dikenal luas, bahkan travel blogger mancanegara menyebutnya sebagai hidden paradise,” ucapnya bangga.

Di kesempatan tersebut, Bupati menyampaikan rencananya untuk membangun jembatan baru di tahun 2026 mendatang. Jembatan yang akan berfungsi sebagai jalur alternatif untuk mengurai kemacetan saat arus puncak wisatawan tiba.

“Kalau kunjungan wisatawan terus meningkat, tentu roda perekonomian warganya akan bergerak lebih cepat,” tambahnya.

BACA JUGA:Sidak Obyek Wisata Guci Tegal, Ini yang disampaikan Ketua Komisi IV DPRD

BACA JUGA:4 Rekomendasi Aktivitas di Objek Wisata Guci Tegal bagi Pelancong Baru

Bupati mencatat bahwa sepanjang tahun 2024, Guci telah dikunjungi oleh lebih dari 830 ribu wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, meningkat 0,24 persen dibanding tahun sebelumnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Tegal Akhmad Uwes Qoroni menyampaikan tradisi ruwat bumi juga berfungsi sebagai ajang silaturahmi antarwarga desa. 

Dari sini kesadaran kolektif warga ikut tumbuh, terutama dalam menjaga kebersihan dan ketertiban Guci. Termasuk pelestarian lingkungan di sekitarnya yang merupakan kawasan hutan lindung dan hutan produksi.

“Kami berharap masyarakat bisa mengambil berkah dari kegiatan Ruwat Bumi Guci Tegal ini, serta dapat terus melestarikannya untuk anak cucu kita kelak,” harap Uwes.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: