Bupati: Ruwat Bumi Guci Tegal Warisan Leluhur yang Sarat Makna

Bupati: Ruwat Bumi Guci Tegal Warisan Leluhur yang Sarat Makna

Bupati Tegal Ischak Maulana Rohman menerima pusaka untuk dilakukan pensucian di pancuran 13 -radar tegal-Poto : doc. Prokompin Kab. Tegal

BUMIJAWA, radartegal.com - Ruwat Bumi Guci Kabupaten Tegal digelar di objek wisata pemandian air panas Guci, Rabu 2 Juli 2025. Tradisi ini perwujudan ungkapan rasa syukur warga atas karunia alam.

Selain itu, Ruwat Bumi Guci Tegal, juga sebagai wujud aktualisasi komitmen dalam menjaga ekosistem kawasan di kaki Gunung Slamet, supaya tetap lestari.

Ruwat Bumi Guci Tegal, dilaksanakan setiap tahun. Tepatnya di bulan Muharram atau Sura.

Prosesi Ruwat Bumi Guci

Prosesi Ruwat Bumi Guci Tegal dilakukan dengan acara doa keselamatan bersama dan taburan bunga di Pancuran Tigabelas.

BACA JUGA:Oleh-Oleh Khas Guci Tegal Favorit Wisatawan, No 2 Bikin Nagih!

BACA JUGA:The Baron Hill Guci Tegal, Wisata Alam yang Bikin Betah, Tiket Murah!

Kemudian dilanjutkan dengan memandikan dan penyembelihan wedus kendhit, yaitu kambing hitam yang memiliki corak putih melingkar di perut, sebagai simbol atas tolak bala atau selamatan untuk memohon dihindarkan dari segala musibah dan bencana.

Kegiatan lain adalah melakukan ziarah makam sesepuh Guci, yakni mbah Klitik. Ruwat Bumi ditutup dengan kirab budaya dari desa Rembul dan Guci, pagelaran seni tradisional serta ngalap berkah dengan berebut gunungan hasil bumi.

Bupati pimpin Ruwat Bumi

Bupati Tegal, Ischak Maulana Rohman berkesempatan memimpin acara yang berlangsung sakral dan khidmat ini.

Dalam sambutannya, Bupati Ischak mengajak elemen masyarakat menjaga dan melestarikan tradisi budaya lokal. 

BACA JUGA:7 Aktivitas Seru di Guci Tegal Bersama Keluarga

BACA JUGA:Jalan Menuju Guci Tegal Sering Macet dan Dikeluhkan, Fraksi PDIP Beri Solusi Begini

Selain sebagai perwujudan rasa syukur kepada Tuhan Sang Pencipta alam, juga sebagai wujud komitmen bersama untuk menjaga dan merawat lingkungan, mengingat kawasan Guci merupakan kawasan hutan yang kaya potensi sumber daya alam.

“Ruwat Bumi bukan hanya sekadar kegiatan seremonial tahunan, tetapi ini adalah ruang ekspresi budaya masyarakat dan warisan leluhur yang sarat makna. Tradisi ini mencerminkan keharmonisan antara manusia dengan alamnya,” ucap Ischak.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: