Terkait itu, imbuh Faozie, pihak koperasi sudah mengajukan proposal pinjaman modal dari Bank Himbara dan Bank Indonesia. Harapannya, itu bisa segera terealisasi sehingga keberadaan KKMP Tegalsari bisa terus berkembang.
Faozie mengungkapkan untuk penjualan LPG, koperasi mendapatkan pasokan 300 tabung per bulan. Namun, itu dirasa tidak cukup, karena untuk 50 tabung saja bisa habis dalam 2-3 hari.
BACA JUGA:.Peduli Banjir Rob di Pemalang, SMK Satya Praja 2 Petarukan Gelar Gasspoll
"Karenanya, kita berharap nantinya akan ditambahkan pasokan dari Pertamina paling tidak ada 500 tabung per bulan. Sebab, di koperasi stok lebih cepat habis karena memang harganya sangat terjangkau," jelasnya.
Sementara untuk pembayaran online melalui BRILINK, koperasi sudah dua kali top up saldo dalam sebulan dengan besaran Rp3 juta tiap top up.
Faozie mengatakan kedepan pihaknya akan berupaya menggandeng pemilik kapal untuk pengisian LPG pada kapal-kapal nelayan. Harapannya, nanti semua perekonomian masyarakat bisa bekerjasama dengan Koperasi Merah Putih.
"Kami juga berharap dengan adanya program MBG, para SPPG bisa bekerjasama dengan koperasi untuk supplier bahan-bahan," terangnya.
BACA JUGA: Diluncurkan, Gubernur Jateng Optimis 50 Persen Koperasi Merah Putih di Jateng Beroperasi di 2025
BACA JUGA: Terbentuk di masing-masing Kelurahan, 27 Koperasi Merah Putih di Tegal Siap Beroperasi
Lewat KKMP, harga gas LPG 3 Kg lebih murah dari pasaran
Usaha penjualan gas LPG bersubsidi 3 Kg yang dilakukan KKMP Tegalsari ini ternyata dirasakan manfaatnya oleh warga setempat, utamanya ibu rumah tangga. Pasalnya, harga yang diterapkan jauh dari harga pasaran.
Seperti yang dirasakan oleh Tiasari, seorang ibu rumah tangga. Biasanya, dia membeli LPG 3 Kg di warung-warung bisa mencapai Rp20 ribu-Rp23 ribu.
"Namun, kalau beli di koperasi harganya cuma Rp18 ribu per tabung sehingga kami bisa menghemat pengeluaran," ungkapnya.