Sungkar menambahkan, ada sejumlah solusi mendesak untuk penanganan rob yang harus segera dilakukan Pemerintah Kota Tegal.
BACA JUGA:Warga di Tegal Resah, Blok Joma Diduga Jadi Tempat Nongkrong Sambil Minum Miras
BACA JUGA:Tukang Becak di Tegal Sumringah, Terima Belis dari Presiden Prabowo
Prioritas utamanya adalah pembangunan jetty atau pemecah gelombang di muara-muara sungai besar, seperti Sungai Gangsa, Kemiri, dan Ketiwon.
"Ini bertujuan untuk mereduksi energi gelombang yang menghantam pantai. Selain itu, sebaran dan dimensi breakwater yang sudah ada juga perlu diperbanyak dan diperbesar," ungkapnya.
Kemudian, masih kata Sungkar, pembangunan polder dan stasiun pompa banjir di daerah eksisting terdampak rob. Dimensi saluran drainase lapangan juga harus diperbanyak dan diperbesar, serta dibangun kolam retensi untuk menampung air sementara saat debit limpasan tinggi.
"Kolam retensi ini nantinya akan mengalirkan air melalui pompa ke saluran drainase terdekat."
BACA JUGA:Empat Hari Operasi Patuh Candi 2025 di Tegal Tergelar, 309 Pengendara Disanksi Tilang
BACA JUGA:5 Taman Bermain Anak di Tegal Gratis, Bisa Main Sepuasnya
Semua upaya ini, menurut Sungkar, harus didukung oleh drainase lapangan yang memadai untuk mengalirkan air permukaan ke kolam retensi.
Kapasitas debit pompa juga harus disesuaikan dengan input dan output yang diperhitungkan.
"Kondisi yang ada jangan diperparah dengan alih fungsi lahan," tegas Sungkar lagi.
Dia pun menekankan pentingnya konsistensi tata ruang, agar daerah tangkapan air tidak dialihfungsikan menjadi permukiman, perumahan, atau area perdagangan dan jasa.
BACA JUGA:5 Wisata Edukasi Budaya di Tegal yang Wajib Dieksplor
Sungkar bahkan mengusulkan agar taman lingkungan dapat disulap menjadi embung kecil atau polder mini.