SLAWI, radartegal.com - Kondisi saluran irigasi di wilayah Pantura Kabupaten Tegal dangkal dan memprihatinkan. Kondisi ini membuat para petani padi kerap gagal panen.
Pasalnya, saluran irigasi yang mengalami sedimentasi atau pendangkalan membuat air tidak dapat mengalir lancar ke lahan pertanian. Minimnya pasokan air membuat banyak petani di Pantura Kabupaten Tegal sering gagal panen.
Pelaksana Teknis (Pelnis) Desa Jatimulya Kecamatan Suradadi Ratono menuturkan, jumlah lahan pertanian yang mengalami gagal panen mencapai puluhan hektare.
Adapun, petaninya yang gagal panen yakni, Karso, Karsidi dan Sarwan. Mereka merupakan petani dari Desa Harjasari Kecamatan Suradadi.
BACA JUGA: Curah Hujan Belum Merata, Aliran Air di Saluran Irigasi Brebes Diberlakukan Sistem Buka Tutup
BACA JUGA: Saluran Irigasi di Kabupaten Tegal Dikeluhkan, Petani Kesulitan Air
Sedangkan petani dari Desa Purwahamba yaitu, Marjo, Ahmad Fadoli, Kamil, Ipin, Sabrawi, Warji dan Raswadi.
"Kami sangat berharap saluran primer dan sekunder segera dinormalisasi. Termasuk bendungan Cipero juga harus dinormalisasi dan pintu air diperbaiki," tandasnya, Selasa, 31 Desember 2024.
"Gagal panen ini mayoritas karena minimnya air," kata Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Adil Makmur Desa Gembongdadi Kecamatan Suradadi Takharudin yang membenarkan kondisi tersebut.
Saluran irigasi di wilayah Pantura Kabupaten Tegal yang dangkal terjadi di Daerah Irigasi (DI) Rambut. Ini meliputi di 2 kecamatan, yakni Kecamatan Warureja dan Kecamatan Suradadi.
BACA JUGA: Saluran Irigasi Tertutup Urugan Pembangunan Pabrik, Warga di Brebes Protes
BACA JUGA: Saluran Irigasi di Losari Brebes yang Mampet Akhirnya Dinormalisasi, Alat Berat Diterjunkan
Dia menuturkan saluran irigasi di kawasan DI Rambut Bendungan Cipero ini kondisinya memang sangat memprihatinkan. Saluran primer dan sekunder mengalami sedimentasi yang sangat tinggi.
Panjang saluran primer ini mencapai sekitar 15 kilometer dengan lebar 8 meter. Namun saluran itu sudah dangkal.