Radartegal.com - Kecanduan paylater, layanan pembayaran yang memungkinkan pengguna berbelanja terlebih dahulu dan membayar belakangan, kini semakin marak di kalangan masyarakat.
Namun, kemudahan yang ditawarkan sering kali membawa risiko, terutama bagi mereka yang tidak dapat mengendalikan penggunaannya.
Jika tidak diantisipasi, seseorang dapat terjebak dalam kecanduan paylater yang berujung pada masalah finansial serius.
Dilansir dari berbagai sumber, Selasa, 3 Desember 2024, berikut adalah gejala utama yang sering dialami oleh individu yang mengalami kecanduan paylater. Lengkap dengan dampaknya dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasinya.
BACA JUGA: Tips Bayar PayLater Tepat Waktu agar Terhindar dari Denda yang Bikin Bangkrut
BACA JUGA: Begini Cara Pakai PayLater Biar Nggak Boros dan Akhirnya Terjebak Utang
Gejala kecanduan paylater
1. Penggunaan Berulang Tanpa Kontrol
Ketergantungan pada paylater biasanya dimulai dari kebiasaan menggunakan layanan ini secara terus-menerus untuk beragam pembelian, termasuk barang-barang kecil yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
Menurut laporan Kompas.com, pengguna cenderung mengabaikan batasan pengeluaran dan merasionalisasi penggunaan paylater demi kenyamanan sesaat. Hal ini menjadi tanda awal bahwa perilaku konsumtif sudah tidak terkendali.
2. Penumpukan Utang
Salah satu dampak paling nyata dari kecanduan paylater adalah bertambahnya jumlah utang yang sulit dilunasi. Banyak pengguna yang akhirnya mengalami kesulitan finansial karena tidak mampu membayar tagihan tepat waktu.
Dilansir dari laporan BBC, masalah ini dapat berkembang menjadi lingkaran utang yang semakin sulit diatasi. Bahkan, pengguna sering kali menerima panggilan penagihan yang menambah tekanan emosional.
BACA JUGA: Cara Aman Pakai PayLater Biar Kamu Nggak Kebablasan
BACA JUGA: Sering Pakai PayLater Bikin Boros atau Malah Hemat? Simak Ini yaa
3. Stres dan Kecemasan
Kecemasan berlebih adalah efek samping umum dari perilaku konsumtif yang tidak sehat. Stres akibat tagihan yang menumpuk, menurut penelitian yang diterbitkan oleh Healthline, sering kali memengaruhi kesehatan mental.
Kondisi ini bisa memicu gangguan tidur, kehilangan fokus, dan bahkan gejala depresi ringan.