Hasil imbang pada laga ini hanya akan menentukan siapa yang akan menjadi juara grup.
Oleh karena itu, mereka memilih untuk mengamankan hasil daripada mengambil risiko untuk meraih kemenangan.
BACA JUGA: Pilih Bela Timnas Indonesia atau Australia? Inilah Jawaban Resmi Matthew Baker
BACA JUGA: Usai AFF U-19 2024, Timnas Indonesia Langsung Fokus Persiapan Kualifikasi Piala Asia U-20 2025
Keputusan untuk menerapkan taktik ultra-defensif pada laga Indonesia vs Australia telah menimbulkan kontroversi besar, merusak keindahan permainan dan membuat para penonton kecewa.
FIFA Diharapkan Turun Tangan
Peristiwa ini memunculkan diskusi hangat di kalangan penggemar sepak bola.
Banyak yang mendesak FIFA untuk mengambil tindakan.
Beberapa pihak bahkan membandingkan situasi ini dengan olahraga basket yang memiliki aturan waktu kepemilikan bola.
Hal ini bertujuan untuk memaksa tim bermain lebih menyerang dan menghasilkan pertandingan yang lebih menarik.
BACA JUGA: Timnas Indonesia Semakin Kuat, 3 Kiper Naturalisasi Merapat
BACA JUGA: Hati-hati Timnas Indonesia, Filipina Sedang Naturalisasi Lagi 7 Pemain dari Eropa dan Amerika
Sejarah Perubahan Aturan FIFA
Ini bukan kali pertama FIFA melakukan perubahan aturan untuk mengatasi masalah serupa.
Setelah final Piala Eropa 1992, di mana Denmark bermain sangat defensif, FIFA mengubah aturan backpass untuk mencegah permainan yang terlalu lamban dan membosankan.
Meskipun banyak yang menginginkan perubahan, merumuskan aturan baru bukanlah hal yang mudah.
FIFA harus mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk dampaknya terhadap gaya bermain, strategi tim, dan semangat kompetisi.