Penambahan atap kayu ini menunjukkan bagaimana perpaduan arsitektur kolonial dengan elemen lokal mulai diimplementasikan dalam pembangunan infrastruktur transportasi pada masa itu.
Stasiun Tegal menjadi salah satu contoh arsitektur kolonial yang bertahan hingga saat ini dan masih digunakan.
BACA JUGA: Berdiri Tahun 1886, Stasiun Balapulang Tegal Sempat Buka Tutup Sebelum Akhirnya Nonaktif
BACA JUGA: Sejarah Stasiun Trem Uap di Tegal, Bukti Kota Bahari Maju di Era Kolonial Belanda
Renovasi Besar Tahun 1918
Tahun 1918 menjadi momen penting dalam sejarah Stasiun Tegal. Pada tahun ini, stasiun mengalami renovasi besar yang meliputi pembangunan stasiun baru di Slerok, yang dibuka bersamaan dengan beroperasinya jalur kereta api ruas Brebes-Tegal.
Renovasi ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas stasiun dalam melayani kebutuhan transportasi yang semakin meningkat, baik untuk penumpang maupun barang.
Perubahan ini sangat dibutuhkan mengingat pertumbuhan ekonomi di wilayah Tegal yang semakin pesat, terutama dalam bidang perdagangan hasil bumi seperti tebu dan padi.
Jalur Brebes-Tegal juga memainkan peran penting dalam mendukung pergerakan ekonomi di Jawa Tengah, sehingga pembaruan fasilitas stasiun menjadi hal yang krusial.
BACA JUGA: Arus Balik Lebaran 2024, 5.732 Orang Naik KA di Stasiun Tegal Hari Ini
BACA JUGA: Hendak Melahirkan dalam Kereta, Pemudik di Stasiun Tegal Dilarikan ke Rumah Sakit
Arsitektur Stasiun yang Unik
Salah satu daya tarik utama dari Stasiun Tegal adalah arsitekturnya yang unik. Dirancang oleh Henri MacLaine Pont, seorang arsitek berkebangsaan Belanda, bangunan stasiun ini menggabungkan estetika dengan fungsi yang sangat baik.
Henri MacLaine Pont dikenal dengan desain bangunannya yang sering kali memadukan unsur budaya lokal dengan teknologi modern pada masa itu.
Di Stasiun Tegal, Henri MacLaine Pont mengambil inspirasi dari arsitektur lokal dan mengintegrasikannya dengan gaya kolonial, menghasilkan bangunan yang tidak hanya indah dipandang, tetapi juga sangat fungsional.
Desain bangunan stasiun ini menunjukkan bagaimana perpaduan elemen lokal dan kolonial dapat menghasilkan karya arsitektur yang luar biasa.
BACA JUGA: Layanan Tes GeNose Bagi Calon Penumpang Kereta Sudah Bisa Dilakukan di Stasiun Brebes