Mereka rela berjalan kaki di bawah terik matahari menyusuri bukit hanya untuk melihat secara langsung lokasi penemuan fosil tulang rahang bawah dan gigi geligi primata besar sejenis Gigantopithecus atau kingkong.
Lokasinya di petak 33B lahan milik Perhutani KPH Pemalang.
BACA JUGA: Jelang Peresmian Museum Semedo, Akses Jalan Rusak Parah, Butuh Rp50 Miliar untuk Perbaikan
BACA JUGA: Tiga Jalan Akan Diperbaiki Rp10,5 Miliar, Termasuk Jalur ke Waduk Cacaban dan Museum Semedo
Lokasi itu jaraknya sekitar 2 kilometer dari Museum Semedo.
"Perjalanannya memang cukup melelahkan. Tapi asyik juga karena kita bisa melihat langsung lokasi penemuan fosil orang hutan yang menyerupai kingkong," kata Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Tegal Iman Joend.
Dia menuturkan, tapak tilas ini diikuti sedikitnya 70 orang.
Mereka berasal dari berbagai komunitas di Kabupaten Tegal.
Tidak terkecuali juga didampingi pengelola Museum Semedo yang berasal dari Kemendikbudristek.
"Tadi malam (Selasa malam) kita juga menggelar dialog budaya yang membahas soal temuan fosil kingkong ini. Dan hari ini (Rabu siang) kami menyusuri atau tapak tilas di tempat penemuannya fosil tersebut," kata Iman.