Susuri Temuan Fosil Kingkong di Bukit Semedo Tegal, Berbagai Komunitas Ikut Tapak Tilas

Rabu 18-09-2024,18:49 WIB
Reporter : Yeri Noveli
Editor : Khikmah Wati

"Sebenarnya gajah itu juga pernah hidup di Pulau Jawa, tidak hanya di Sumatera. Bahkan spesies yang berukuran besar juga ada di sini. Seperti stegodon," paparnya.

Dia melanjutkan, pada 2011 lalu, Dakri juga menemukan Homo Erectus yang hidupnya sekitar 700 ribu tahun lalu. 

BACA JUGA: Museum Semedo Tegal: Jejak Zaman Purbakala di Tengah Keindahan Kabupaten Tegal

BACA JUGA: Buat Exit Tol Khusus untuk Meramaikan Kunjungan Museum Semedo

Diperkirakan, homo erectus itu hidup bersamaan dengan gigantopithecus blacki.

"Fosil fauna juga banyak ditemukan di sini," sambungnya.

Sementara itu, terkait kondisi Museum Semedo saat ini memang pasang surut dalam jumlah pengunjung. 

Sejak dibuka pada 12 Oktober 2022 lalu, jumlah pengunjung hingga Desember 2022 hanya sekitar 72 ribu orang. 

Kemudian pada 2023, jumlah pengunjung hanya 87 ribu orang.

"Kalau tahun ini, baru mencapai setengahnya saja. Semoga ke depan Museum Semedo semakin ramai, banyak pengunjungnya," harapnya. 

BACA JUGA: Museum Semedo Dikelola Pemerintah Pusat, Tapi Sarana Dibebankan ke Pemkab Tegal

BACA JUGA: Gratis Masuk Selama Soft Launching, Museum Semedo Resmi Dibuka

Tapak tilas didampingi 3 penemu fosil

Sementara itu, kegiatan tapak tilas temuan fosil kingkong sendiri diikuti beberapa komunitas.

Terdiri dari Pagar Bumi, Tegal History, Dewan Kebudayaan Daerah Kabupaten Tegal, Dewan Kesenian Kabupaten Tegal, Organisasi Kepemudaan serta didampingi 3 orang penemu fosil.

Kategori :