SLAWI, radartegal.id - Raden Ayu Roro Gianti Subalaksana, putri dari seorang bangsawan terkemuka Ki Gede Sebayu, menjadi salah satu figur yang tak terpisahkan dari sejarah dan budaya Slawi Ayu.
Nama Roro Giyanti kerap disebut dalam cerita-cerita rakyat dan tradisi lisan yang berkembang di masyarakat, menggambarkan sosok perempuan yang cantik, cerdas, dan cekatan.
Meski tak secara langsung terlibat dalam pengembangan wilayah Slawi, kehadirannya memberikan warna tersendiri dalam narasi sejarah daerah tersebut.
Berikut kami telah merangkum sedikit sejarah Raden Ayu Roro Gianti Subalaksana dan Ki Gede Sebayu, yang kami kutip dari djkn.kemenkeu.go.id dan wikipedia. Simak ulasan berikut ini.
BACA JUGA: Asal-usul Kota Slawi, Kisah tentang Ki Gede Sebayu dan Ksatria ke-25
BACA JUGA: Sejarah Berdirinya Kota Slawi, Perjuangan Ki Jadug Menangkan Sayembara Putri Cantik Ki Gede Sebayu
Raden Ayu Roro Gianti Subalaksana
Roro Giyanti Subalaksana putri dari Ki Gede Sebayu. Nama Slawi sering dikaitkan dengan Roro Giyanti Subalaksana, putri Ki Gede Sebayu, yang terkenal karena kecantikan dan kecerdasannya.
Kegemarannya dalam menunggang kuda membuatnya sangat populer di kalangan masyarakat setempat. Banyak pemuda yang terpikat dan ingin mempersuntingnya, menyebabkan Ki Gede Sebayu sering kerepotan dalam menolak lamaran yang datang.
Nama "Slawi" sendiri menurut bebera pa cerita lokal, sayembara untuk meminang Raden Ayu Roro Gianti Subalaksana ada sebanyak 25 orang kesatria yang dalam bahasa jawa selawe.
Raden Ayu Roro Gianti Subalaksana yang akhirnya menikah dengan Ki Jadug (Pangeran Purbaya) putra dari Danang Sutawijaya (Panembahan Senapati) Raja pertama Mataram Islam, Kota Gede Yogyakarta.
BACA JUGA: Sejarah Kota Tegal yang Jangan Sampai Terlupakan, Ini Pesan Terakhir Ki Gede Sebayu
BACA JUGA: Kisah Ki Gede Sebayu, Sosok Ulama yang Rela Babat Alas dan Bangun Tlatah Tegal
Meskipun Roro Giyanti tidak secara langsung mempengaruhi Slawi, nama dan kecantikannya menjadi bagian dari sejarah dan budaya daerah tersebut. Slawi sendiri terkenal dengan produksi teh dan budaya moci (minum teh poci).