Peran Ki Gede Sebayu
Ki Gede Sebayu adalah tokoh penting dalam pembangunan masyarakat di Tegal dan Slawi. Kedatangannya bersama rombongan untuk “mbabat alas” (membuka lahan baru) disambut dengan hangat oleh Ki Gede Wonokusumo.
Setelah itu, Ki Gede Sebayu mulai menyusun rencana dan strategi pembangunan wilayah tersebut. Selain dikenang sebagai pendiri Kabupaten Tegal, Ki Gede Sebayu juga memainkan peran penting dalam pengembangan Slawi.
Atas keberhasilan Ki Gede Sebayu, maka pada tahun 1601 Masehi ataun1523 Caka, Ingkang Sinuwun Kanjeng Senopati Mataram mengangkat Ki Gede Sebayu menjadi Juru Demung (Penguasa Lokal di Tlatah Tegal) dengan pangkat Tunenggung setingkat Bupati.
BACA JUGA: Ziarah ke Makam Ki Gede Sebayu, Bacalon Bupati Tegal Haji Ischak Maulana Lakukan Ini di Danawarih
- Menempatkan pengikutnya sesuai denga keahliannya, ada yang ahli kerajinan dan pertukangan, pandai besi, ahli keemasan dan tenun , serta ahli pertanian
- Membudidayakan persawahan irigasi dengan membuat bendungan Kaligung dengan nama Bendungan Wangan Jimat, membuat Kali Jembatan, Kali Biruk dan Kali Wadas yang terletak di Dukuh Kemangen dengan sebutan Grujugan Kali Mas
- Membangun Mesjid dan Pesantren di Dukuh Pesanten untuk memenuhi kebutuhan rohani warga
- Memberi penamaan sesuai dengan kondisi daerah seperti Danawarih yang berarti memberi air dan Slawi berarti tempat berkumpulnya para satria yang berjumlah selawe atau dua puluh lima. Yang kemudian Slawi menjadi pusat kekuasaan di Kabupaten Tegal.
Ki Gede Sebayu merupakan putra ke-22 dari 90 bersaudara, putra dari Pangeran Onje Adipati Purbalingga. Semenjak kecil beliau diasuh oleh Pangeran Wunut hinga tumbauh kembang menjadi pribadi yang kuat, tekun dan ramah.
Dalam perjalanan panjang hidupnya Ki Gede Sebayu sempat menjadi prajurit tamtama Kerajaan Pajang, namun kemudian beliau meninggalkan Kerajaan Panjang menuju Desa Sedayu dan dikaruniai 2 orang anak yaitu Raden Ayu Roro Giyanti Subhaleksana yang menjadi istri Ki Jadug (Pangeran Purbaya) dan Raden Mas Hanggawana.
Setelah menempuh pertempuran di Kerajaan Pajang, Pangeran Sebayu dan pengikutnya berjalan menuju Desa Taji yang disambut oleh Ke Demang Karang Lo dilanjut ziarah ke makam ayahnya di Purbalingga.
Warisan budaya dan sejarah
Kisah Roro Giyanti Subalaksana dan Ki Gede Sebayu tidak hanya menjadi bagian dari sejarah, tetapi juga warisan budaya yang kaya di Slawi dan Tegal.
Cerita tentang kecantikan Roro Giyanti dan kepemimpinan Ki Gede Sebayu terus diceritakan dari generasi ke generasi, memperkaya tradisi lisan dan identitas budaya masyarakat setempat.
Dalam konteks modern, nama Slawi dan Tegal tidak hanya dikenal karena sejarahnya, tetapi juga karena potensinya dalam industri teh dan pariwisata budaya.