Sayembara putri Ki Gede Sebayu
Sejarah berdirinya Kota Slawi berawal dari sayembara putri cantik Ki Gede Sebayu. Pemenang sayembara akan dinikahkan dengan sang putri, Nini Jayanti.
Lantas Nini Jayanti membuat peraturan barang siapa yang dapat menebang dan merobohkan pohon jati raksasa di gunung selatan akan dijadikan suaminya tanpa melihat pangkat pria tersebut.
Untuk menghormati keberanian mereka dibuatlah perkemahan atau yang pada zaman dulu disebut dengan candi yang berarti ‘rumah’, di sekitar pohon jati raksasa. Tiap perjaka diberikan satu kemah sehingga ada 25 kemah di gunung selatan.
BACA JUGA: Mitos Tanah Jawa di Gunung Tidar, Terdapat Makam Keramat dan Sejarah Pertarungan Dua Tokoh Terkenal
Satu per satu para perjaka itu memperlihatkan kehebatannya masing-masing. Setiap sore berduyun-duyun penduduk ingin menyaksikan robohnya jati raksasa.
Namun sampai belasan hari tidak ada yang berhasil merobohkan pohon tersebut. Singkat cerita pada hari terakhir, menjelang sore datanglah seorang santri diiringi sejumlah remaja yang santun-santun.
Dia mengaku bernama Ki Jadug dan memohon izin mengikuti sayembara. Dia terlambat karena memang baru saja mendengar kabar di perjalanan.
Kemudian berkatalah Ki Gede Sebayu dengan nada rendah.
“Baiklah. Silakan mencobanya. Mudah-mudahan Allah melimpahkan mukjizat-Nya kepadamu.”
BACA JUGA: 6 Rekomendasi Tempat Bukber di Slawi, Buruan Reservasi dan Nikmati Momen Kebersamaannya
BACA JUGA: Misteri Makam Belanda di Pabrik Gula Pangkah Kabupaten Tegal, Konon Pejabat Pada Era Kolonial
Ki Jadug berhasil menebang pohon jati