Karena jembatannya tinggi, maka pasti lebih tinggi dari Padmasana. Sehingga ini bertolak belakang sama kepercayaan umat Hindu yang mengharuskan Padmasana tempat suci paling tinggi.
BACA JUGA: Ditolak Masyarakat Bali, Ini yang Akan Terjadi Jika Pulau Jawa dan Bali Dibangun Jembatan Penghubung
6. Bisa Menimbulkan Kepadatan Penduduk di Pulau Bali
Sebelumnya Pemprov Bali berpendapat jika jembatan dibangun, maka akan ada potensi lonjakan pendatang yang akan masuk ke Pulau Bali. Ini karena kemudahan perjalanan yang lebih cepat, sehingga akan semakin banyak orang yang datang ke Pulau Bali.
Bukan hanya akan terjadi padat penduduk, kalau dibangun jembatan Selat Bali juga bisa meningkatkan kejahatan di Bali, karena orang keluar masuk menjadi lebih mudah. Hal ini sangat diantisipasi oleh masyarakat Bali agar Pulau Bali tetap kondusif.
Hal itu sangat sesuai dengan mitologi Hindu Bali yang menyebutkan Bali harus dijaga dari pengaruh hal buruk dari luar Bali. Dengan tidak dibangunnya jembatan Jawa Bali, maka masyarakat Bali akan mudah mengawasi satu sama lain tanpa takut tindak kejahatan merajalela.
7. Tidak Ada Kepastian Kapan Akan Dibangun
Pemerintah sekarang sedang mempersiapkan pembangunan jalan tol Probolinggo sampai Banyuwangi yang berakhir di pelabuhan Ketapang. Dan juga membangun jalan tol dari Gilimanuk hingga Mengwi yang akan berakhir di Kota Denpasar.
BACA JUGA: Mitos Jawa-Bali Tak Boleh Terhubung Jembatan Terjawab, Padahal Jawa dan Madura Bisa
Jika kedua jalan tol ini sudah jadi, maka dari Merak Banten sampai Denpasar Bali akan tersambung bebas hambatan. Namun tetap terputus di Selat Bali, karena belum ada jembatan Selat Bali yang menghubungkan di jalur darat.
Sekarang sudah 62 tahun berlalu, belum ada kepastian kapan pembangunan jembatan Selat Bali ini akan direalisasikan. Termasuk juga belum ada pengajuan kembali untuk dibangun dari pemerintah terkait.
Itulah 7 fakta alasan belum juga terbangunnya Jembatan Jawa Bali hingga saat ini, yang dihimpun dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat. (*)