BACA JUGA:Relief Penuh Dualisme, Inilah 3 Kisah Magis Era Akhir Majapahit di Candi Surowono
2. Mandala Madya atau Bhurwaloka
Area ini agak sempit dan yang menonjol adalah terdapatnya bangunan yang diduga tempat menyimpan peralatan upacara, yang dikenal sebagai Candi Naga.
Nama tersebut diberikan karena terdapat relief naga yang membelit bangunan ini. Namun, bagian dalamnya kosong dan terbuka.
BACA JUGA:Terpahat Indah di Candi-Candi, Begini 5 Fakta Naga di Jawa Kuno
Uniknya, ikonografi naga-naga sejumlah sembilan disangga oleh figur manusia sebanyak sembilan, yang semuanya juga membawa peralatan upacara berupa lonceng.
Ada beberapa dugaan dari sejarawan mengenai figur manusia itu, mulai dari raja, pendeta, hingga dewa itu sendiri. Bahkan, ada juga yang mengaitkannya dengan kisah Samudramanthana.
BACA JUGA:Takjub! 4 Mitos Air Keabadian Petirtaan Jolotundo, Terinspirasi dari Mitologi Samudramanthana
3. Mandala Utama atau Swarloka
Candi induk dari kompleks ini terdapat di area paling suci ini, tepatnya setelah melintasi sisa-sisa gapura Paduraksa. Sayangnya, meski megah, candinya hanya berupa kaki.
Badan candinya teronggok di tanah dan masih berupa susunan percobaan dari arkeolog. Mereka menduga bentuk aslinya sama seperti Pura Yeh Gangga di Bali karena kesamaan struktur dan tahun pembuatan.
Candi induk ini memiliki tiga teras yang bisa dinaiki, yakni pada dinding teras bawah, terukir fragmen kisah Ramayana. Pada dinding teras tengah, terdapat relief Kresnayana.
Sementara itu, pada dinding teras teratas, terdapat hiasan naga dan singa yang berselang-seling. Uniknya, naga dan singa ini memiliki sayap, dipahat naturalis menyerupai sayap malaikat gaya Eropa.
Tangga candi induk dikawal Dwarapala dalam pahatan yang indah, meskipun banyak yang tidak utuh. Arca ini berdiri di atas padmasana yang berisi tengkorak, sebagaimana arca-arca bernuansa tantra Bhairawa.
Demikian, informasi mengenai Candi Penataran yang tiap mandala-nya memiliki misteri masing-masing. Semoga bermanfaat bagi Anda yang ingin tahu tentang fakta unik candi-candi di Indonesia, tepatnya di tanah Jawa.***