Misteri Hilangnya Kerajaan Pajajaran: Jejak Sejarah yang Lenyap dalam Kabut Misteri

Selasa 08-08-2023,22:30 WIB
Reporter : Anjarrizqi Tazkiyah Nugrahaini
Editor : Anjarrizqi Tazkiyah Nugrahaini

RADAR TEGAL   –    Di tengah alur sejarah yang panjang, terdapat peristiwa-peristiwa misterius yang masih menantang daya pikir manusia hingga saat ini, salah satunya adalah misteri hilangnya Kerajaan Pajajaran.

Misteri hilangnya Kerajaan Pajajaran telah memberi warna tersendiri pada perjalanan sejarah Indonesia. Kerajaan ini pada suatu waktu mengalami kemakmuran yang mengagumkan.

Namun, tiba-tiba, jejak-jejak keberadaannya lenyap dan bukti-bukti mengenai nasibnya yang sebenarnya sulit ditemukan.

Banyak teori telah diajukan untuk menjelaskan fenomena yang aneh ini. Namun, hingga hari ini, misteri hilangnya Kerajaan Pajajaran tetap menjadi sumber spekulasi dan intrik.

Berikut adalah informasi mengenai misteri hilangnya Kerajaan Pajajaran yang dilansir dari kanal YouTube Catatan Media oleh Radar Tegal.  

BACA JUGA:5 Teori Hilangnya Keraton Majapahit, Megahnya Istana yang Tak Berbekas

Misteri hilangnya Kerajaan Pajajaran

Kerajaan Pajajaran, sebuah kerajaan dengan landasan kepercayaan Hindu di wilayah Jawa Barat. Nama lain yang dikenal untuk kerajaan ini adalah Negeri Sunda, Pasundan, atau Pakuan Pajajaran.

Kerajaan ini didirikan pada tahun 923 Masehi oleh Srijaya, yang merupakan Bupati di kawasan tersebut. Ibukota Kerajaan Pajajaran terletak di wilayah Bogor, dengan cakupan kekuasaan yang mencakup Jawa Tengah, Jakarta, dan Jawa Barat.

Masa keemasan Kerajaan Pajajaran dicapai pada masa kepemimpinan Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi dari tahun 1482 hingga 1521 Masehi.

Akar sejarah dan pengaruhnya

Kerajaan Pajajaran memiliki akar sejarah yang berasal dari kerajaan-kerajaan pendahulunya seperti Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Sunda, Galuh, dan Kawali.

Ini karena pemerintahan Kerajaan Pajajaran merupakan kelanjutan dari kerajaan-kerajaan tersebut.

Catatan mengenai Kerajaan Pajajaran dapat ditemukan dalam berbagai sumber sejarah seperti naskah kuno babad Pajajaran, cerita Parahyangan, cerita Waruga Guru, prasasti Sanghyang tapak, dan prasasti Kawali.

Runtuhnya Kerajaan Pajajaran

Runtuhnya Kerajaan Pajajaran tak lepas dari periode setelah wafatnya Prabu Siliwangi pada tahun 1521 Masehi.

Kepemimpinan yang lemah dan kurang kompeten dari raja-raja berikutnya mengakibatkan kekuatan Kerajaan Pajajaran merosot.

Akhirnya, Kesultanan Banten melancarkan serangan dan membakar ibukota kerajaan, Pakuan Pajajaran.

Seluruh keturunan raja juga dibunuh. Inilah sebabnya mengapa peninggalan kerajaan ini sulit dilacak.

BACA JUGA:Misteri Hilangnya Pesawat dan Kapal di Segitiga Masalembo: Fenomena Alam atau Mitos Kerajaan Gaib?

Keyakinan tentang hilangnya kerajaan

Beberapa keyakinan berkaitan dengan menghilangnya Kerajaan Pajajaran terkait dengan Prabu Siliwangi.

Dalam legenda rakyat Sunda yang diwariskan secara turun-temurun, ada pandangan bahwa Kerajaan Pajajaran lenyap bersamaan dengan kepemimpinan Prabu Siliwangi.

Menurut cerita yang dikenal sebagai "ugah Wangsit Siliwangi", Prabu Siliwangi meramalkan bahwa kerajaannya akan menghilang dan sulit ditemukan.

Keyakinan ini juga diperkuat oleh keyakinan bahwa Prabu Siliwangi menghilang atau moksa bersama dengan kerajaannya, menuju alam gaib.

Pesan terakhir dari Prabu Siliwangi kepada pengikutnya yang terkait dengan "ugah Wangsit Siliwangi" memperkuat pandangan bahwa Kerajaan Pajajaran lenyap bersama Prabu Siliwangi.

Pesan ini dianggap sebagai tanda bahwa Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi telah menghilang bersama kerajaannya menuju alam gaib. Akhir pesan tersebut menegaskan bahwa Prabu Siliwangi menghilang atau moksa.

BACA JUGA:Misteri Situs Gunung Padang: Benarkah Menjadi Sejarah Peradaban Tertua di Dunia?

Dalam keyakinan ini, ada pepatah populer di kalangan masyarakat Sunda yang menggambarkan hilangnya Kerajaan Pajajaran, dengan ungkapan,

"Pajajaran hilang dari dunia nyata", "hilangnya ibu kota, hilangnya negara",  "Pajajaran tak akan meninggalkan bekas”,

"selain nama untuk mereka yang berusaha menelusuri", "sebab bukti yang ada akan banyak yang menolak",

"tapi suatu saat akan ada yang mencoba", "supaya yang hilang bisa ditemukan kembali", “bisa saja, tapi menelusurinya harus memakai dasar",

"tapi, sayangnya, yang menelusurinya banyak yang sok pintar dan sombong", "dan bahkan berlebihan kalau bicara".

Dengan demikian, keyakinan ini memberikan landasan bagi pandangan bahwa Prabu Siliwangi dan Kerajaan Pajajaran menghilang bersama tanpa meninggalkan jejak yang tegas.

Dalam alur sejarah yang berliku, misteri hilangnya Kerajaan Pajajaran tetap menjadi enigma yang merajut kisah tak terlupakan tentang kejayaan yang lenyap dalam kabut misteri. ***

Kategori :