RADAR TEGAL - Melanjutkan artikel cerita sejarah terputusnya Jawa dan Bali bagian 5, yang menceritakan tubuh Ida Sang Bang Manik Angkeran hancur jadi debu.
Pada artikel bagian ke enam ini menceritakan bagaimana ayah Sang Bang Manik Angkeran, Mpu Bekung sangat sedih mengetahui anaknya hancur menjadi debu.
Kemudian Mpu Bekung memohon kepada Nagaraja Besukih untuk menghidupkan kembali anak semata wayangnya. Berikut selengkapnya cerita sejarah terputusnya Jawa dan Bali bagian 6:
Sekadar mengingatkan kembali, diakhir cerita bagian 5, Nagaraja Besukih murka. Karena merasa ekornya terluka, Nagaraja Besukih kembali bergerak ke luar gua dan melihat Ida Sang Bang Manik Angkeran lari sembari membawa intan yang menjadi busananya.
Nagaraja Besukih lalu menyemburkan api yang mengikuti arah pelarian Ida Sang Bang Manik Angkeran. Seketika itu Ida Sang Bang Manik Angkeran terbakar habis menjadi abu terkena semburan api Nagaraja Besukih.
BACA JUGA:Cerita Sejarah Terputusnya Jawa dan Bali Bagian 5: Sang Bang Manik Angkeran Hancur Jadi Debu
Tempat peristiwa itu terjadi sekarang bernama Cemara Geseng dan menjadi lokasi Pura Manik Mas Besakih. Adapun permata milik Ida Bang Manik Angkeran ditempatkan sebagai pusaka junjungan di Pura Dalem Lagaan, Bebalang, Bangli.
Sementara itu, di tanah Jawa Mpu Bekung gundah, karena putranya tidak kujung pulang ke rumah. Dia pun kembali menelusuri desa-desa untuk mencari putranya. Namun Ida Sang Bang Manik Angkeran tak juga ditemukan.
Akhirnya Mpu Bekung pun mengheningkan cipta. Karena kesaktiannya, Mpu Bekung mampu melihat dan mengetahui kalau putranya sudah menjadi abu.
Karena itu, Mpu Bekung segera bertolak ke Bali. Besakih yang ditujunya mengikuti perjalanan putranya.
Setibanya di Besakih, Mpu Bekung melihat onggokan abu yang disebelahnya terdapat sebuah genta. Mpu Bekung sangat mengenali genta tersebut yang bernama Ki Brahmara.
BACA JUGA:Cerita Sejarah Terputusnya Jawa dan Bali Bagian 4: Sang Bang Manik Angkeran Bertemu Ular Naga Besar
Karena itu Mpu Bekung yakin, abu itu merupakan jasad putranya. Di sana Mpu Bekung menumpahkan rasa duka citanya.
Mpu Bekung pun berpikir meninggalnya Ida Sang Bang Manik Angkeran disebabkan perbuatannya yang tak terpuji, disembur api oleh Sanghyang Nagaraja Besukih.
Kemudian diambilnya genta Ki Brahmara yang sakti itu, lalu Mpu Bekung melanjutkan perjalanan untuk menghadap Sanghyang Nagaraja Besukih.