Demikian sukacita perasaan Ida Sanghyang Nagaraja Besukih tatkala mendengar hatur Mpu Bekung. Setelah usai bertemu wirasa, lalu Mpu Bekung melaksanakan yoga samadhi menghaturkan puja mantra, menyatukan batin beliau memuja Ida Bhagawan Wiswakarma sebagai Dewanya sangging dan undagi (pekerja khusus bangunan tradisional) di Surga.
Seusai sempurna pujastuti serta permohonan, segera Mpu Bekung membuat gelung mahkota, dengan hiasan candi kurung, garuda mungkur, dengan anting anting, bergundala dan memakai sekar taji yang sangat indah.
Kemudian gelung agung itu dipakai oleh Nagaraja sehingga membuatnya tampak semakin mempesona prabawa. Selain itu, sekarang Nagaraja bisa terbang. Karena itu dia sangat bersukacita hati.
Karena itu, segera pula Ida Bhatara menghidupkan jasad Sang Bang Manik Angkeran, didahului dengan pujastuti weda mantra. Perlahan, Ida Sang Bang Manik Angkeran bangun, seperti baru habis tidur.
BACA JUGA:Ditolak Masyarakat Bali, Ini yang Akan Terjadi Jika Pulau Jawa dan Bali Dibangun Jembatan Penghubung
Sang Bang Manik ANgkeran hidup kembali seperti semula. Dan ketika sadar, Sang Bang Manik Angkeran cepat lari dari tempat itu, yang kemudian (sekarang) bernama Pura Bangun Sakti.
Tapi, Mpu Bekung segera mengikuti Ida Sang Bang Manik Angkeran dan kemudian memegangnya.
Lalu Mpu Bekung mengajak Sang Bang Manik Angkeran menghadap Ida Sanghyang Nagaraja Besukih. Sesuai perjanjian, Ida Sang Bang Manik Angkeran dihaturkan kepada Nagaraja untuk mengabdi di Besukih sampai kelak di kemudian hari.
Nah, apakah Sang Bang Manik Angkeran mau mengabdi kepada Nagaraja Besukih? Simak bagian selanjutnya cerita sejarah terputusnya Jawa dan Bali berikutnya. *