3) Jadi tanaman di halaman rumah
Banyak masyarakat Bali yang sengaja menanam pandan berduri di pekarangan rumah mereka. Hal ini tentu berhubungan dengan mitos tentang pandan yang bisa menangkal hal buruk.
Masyarakat meyakini bahwa pandan ini bisa menangkal hal-hal negatif tidak kasat mata, sehingga tidak ada hal buruk yang masuk ke rumah.
4) Menjadi media untuk ritual agama
Mitos tentang pandan berduri yang bisa menangkal hal negatif ini tidak terlepas dari kegiatan ritual keagamaan masyarakat Bali.
BACA JUGA : Mitos dan Fakta Unik Memelihara Jalak Bali, Warna Telurnya Tidak Biasa daripada Unggas Lain
Pada bulan keenam kalender Bali, masyarakat biasanya meletakan daun pandan berduri di sekeliling rumah hingga luar pagar rumah.
Sebab, masyarakat Bali percaya pada bulan keenam ini menjadi masa dimana sering ada penyakit atau kesialan. Maka dari itu, diletakan daun-daun pandan di sekitar rumah untuk menangkal kemalangan tersebut.
Pandan juga dijadikan menjadi anyaman untuk wadah sesajen bagi masyarakat Bali. Umumnya ketika ada upacara atau hari raya suci, maka masyarakat menggunakan wadah tersebut.
5) Ada tradisi perang pandan
Mitos tentang pandan berduri bagi masyarakat Bali yang bisa menangkal hal negatif ini tidak hanya berlaku di kehidupan sehari-hari.
Namun, ada juga yang sudah menjadi tradisi sakral tertentu bernama Perang Pandan di Karangasem, Bali.
Pandan berduri adalah unsur paling penting sesuai dengan nama tradisinya. Biasanya, perang pandan dilakukan di bulan kelima penanggalan Desa Tenganan.
Perang ini akan berlangsung selama dua hari berturut-turut dan hanya digelar satu kali dalam setahun.
Ritual ini dilakukan oleh para pria dengan menggunakan pandan berduri sebagai alat menyerang dan tameng dari anyaman untuk melindungi diri.
Mereka akan berperang selama satu menit dan dilakukan secara bergilir selama kurang lebih 3 jam. Usai peperangan tersebut, duri pandan yang menancap di kulit akan dicabut dan luka-luka mereka akan diobati menggunakan daun sirih dan kunyit.