Pilihan itu harus dibayar juga oleh orang tersebut, jika memilih kekayaan dan kesaktian, maka dia harus mengorbankan salah satu anggota keluarganya. Namun, jika dia memilih memiliki kemampuan menolong orang lain, maka bayarannya adalah jika orang tersebut meninggal maka arwahnya akan kembali ke kerajaan Siluman Buaya Putih.
Seketika, orang tersebut setuju untuk menikahi jelmaan siluman Buaya Putih dengan imbalan memiliki kemampuan mengobati orang lain. Selanjutnya, masih menurut pernyataan orang tersebut, pernikahan antara keduanya pun berlangsung.
Orang yang mengaku telah menikah dengan siluman Buaya Putih itu memiliki kemampuan mengobati orang lain. Cara pengobatan yang dilakukan orang tersebut juga tidak seperti 'orang pintar' lainnya lakukan.
Konon pernah ada salah satu warga yang mengalami lumpuh separuh selama 2 hari. Kala itu, warga yang sakit meminta tolong kepada orang yang memiliki kemampuan mengobati itu.
Hingga, akhirnya orang yang dimintai tolong tersebut datang ke rumah yang sakit untuk melakukan pengobatan. Beberapa saat kemudian proses pengobatan berlangsung.
Saat melakukan pengobatan, orang tersebut merayap seperti Buaya dengan lidah menempel di lantai dari depan rumah hingga ke ruangan orang yang sakit. Hal itu, juga disaksikan sejumlah anggota keluarga lainnya.
Setelah berhadapan dengan si sakit, orang tersebut kemudian mencium bagian tubuh yang lumpuh tersebut. Seketika, orang yang sakit langsung bisa berdiri dan berjalan layaknya orang normal.
Sayangnya, orang yang memiliki kemampuan pengobatan itu saat ini telah meninggal dunia. Bahkan, sebelum meninggal almarhum sudah membeli tanah dengan ukuran 1x2 meter yang diatasnya dia bangun atap.
Kepada warga lainnya, dia kerap berpesan akan meninggal dalam beberapa tahun setelah menikah dengan siluman Buaya Putih tersebut.
4. Bunyikan Klakson Sebelum Masuk Jembatan Agar Tidak Menjadi Korban
Mitos lainnya yang berkembang hingga saat ini adalah adanya beberapa hal yang perlu dilakukan pengendara agar tidak menjadi korban kecelakaan di sekitar jembatan. Pengendara harus membunyikan klakson sebelum jembatan sebagai pertanda permohonan izin akan lewat.
Kemudian, pengendara juga perlu mengatakan 'permisi' sebagai bentuk penghormatan kepada penunggu jembatan saat akan melewatinya.
Itulah mitos seputar Jembatan Kalipah di Jalur Pantura Kabupaten Tegal, tulisan ini bukan untuk mengarahkan kepercayaan para pembaca. Percaya atau tidaknya tergantung dari keyakinan pembaca masing-masing. ***