Pasar ini tidak hanya menjadi pusat perdagangan, tetapi juga menggambarkan harmoni antara konsep kosmologi Jawa dan gaya arsitektur kolonial yang ramah lingkungan.
Mari kita jelajahi bagaimana arsitek Ir. Thomas Karsten menciptakan keajaiban ini.
Pasar Gedhe berdiri di utara alun-alun Keraton Solo dan mengandung makna simbolik dalam tata ruang yang dipengaruhi oleh kosmologi Jawa.
Pemisahan antara urusan duniawi dan rohani tergambar dengan jelas dalam penempatan pasar yang merepresentasikan kehidupan duniawi dari keraton yang dianggap pusat kehidupan rohani.
Dalam konteks kosmologi ini, Pasar Gedhe menjadi bukti betapa eratnya kaitan antara pasar dan kehidupan keraton.
Bangunan pasar modern berlantai dua ini mulai dibangun pada tahun 1927 oleh arsitek terkemuka, Ir. Thomas Karsten, yang memilih gaya arsitektur Indis untuk menciptakan tata kota yang sesuai dengan masyarakat dan budaya Hindia pada saat itu.
Konsep Indiese Stedebouw yang dia terapkan telah menghadirkan suasana nyaman bagi penjual dan pembeli, menjadikan Pasar Gedhe berbeda dari pasar tradisional.
Dengan keunikan arsitektur Indis dan tata ruang berdasarkan kosmologi Jawa, Pasar Gedhe Harjonagoro telah menarik perhatian banyak wisatawan dan sejarawan.