Meskipun terbilang berbeda dari manusia normal umumnya, namun warga kolok di desa Bengkala ini memiliki keunggulan tertentu.
Mulai dari segi karakter yang jujur dan percaya penuh pada orang lain meskipun sering dikelabui. Memiliki juga sifat serta pekerja keras dengan tingkat kerapihan hasil yang tinggi.
Istimewanya, warga desa ini meskipun dalam kondisi tunarungu dan tunawicara, mereka mampu berkonsentrasi penuh selama 15 menit.
Produktivitas para warga kolok
Keunikan warga desa kolok di Buleleng ini memang berkaitan dengan pengerjaan suatu karya seni atau sejenisnya untuk mendorong perekonomian desa.
Maka dari itu, hadirlah program Kawasan Ekonomi Masyarakat (KEM) Pertamina Flip.
Program ini untuk meningkatkan kesejahteraan warga desa Bengkala melalui pembangunan unit usaha, pengembangan ekonomi desa dengan kearifan lokal, serta mewujudkan hubungan harmonis antar warga.
Kegiatan yang dilaksanakan ada beragam, mulai dari pelatihan tari, tenun, batik, yoga, pelatihan kewirausahaan dan peternakan.
Ada juga pelatihan industri produk makanan, seperti masakan khas Bali serta kue-kue kecil dan minuman Jamu Sakuntala.
Hasil produk makanan, minuman, serta kain tenun itu nantinya akan disajikan untuk para tamu maupun wisatawan yang datang ke lokasi KEM.
Menjadi desa wisata kreatif yang diakui oleh UNESCO
Hal yang menarik lagi yang akan dijumpai di desa tuli bisu Buleleng ini adalah interaksi anak-anak kolok dengan para relawan yang sedang belajar membatik di atas kain.
BACA JUGA:10 Desa Terindah di Indonesia, Salah Satunya Menjadi Desa Terbersih di Dunia
Batik-batik tersebut nantinya akan diolah menjadi sarung bantal yang dapat memiliki harga jual yang lumayan.
Selain itu, desa Bengkala ini juga sudah ditetapkan sebagai desa wisata dengan beragam keunikan dan telah diakui oleh UNESCO.