Batik Malessa Ubah Kain Perca Hingga Fashion Premium Berkat Pemberdayaan BRI
Berkat pemberdayaan BRI Batik Malessa ubah kain perca jadi fashion Premium--
SOLO, radartegal.com - Lahir di salah satu sudut kampung Dipotrunan, Tipes, Serengan, Surakarta karya Batik Malessa lahir, sekaligus menopang ekonomi keluarga setempat. Usaha yang mulai berdiri pada 2018 silam itu, kini berkembang menjadi sumber inspirasi bagi perempuan di lingkungannya.
Usaha itu berdiri bermula dari mimpi sederhana sang pendiri, Madu Mastuti. Yakni, menciptakan ruang bagi ibu rumah tangga agar tetap berdaya tanpa meninggalkan keluarga.
Dirinya menyadari banyak perempuan di sekitarnya memiliki keterampilan, tetapi tidak ada ruang untuk bekerja. Hingga, akhirnya, ia membentuk Kelompok Wanita Berkarya, sebuah wadah bagi perempuan untuk belajar dan bekerja sambil mengasuh anak.
Tujuannya jelas, memberdayakan ibu rumah tangga agar bisa menopang ekonomi keluarga. Awalnya dari membuat daster berbahan kain perca, kain sisa yang dijadikan daster atau baju rumahan ibu-ibu.
BACA JUGA: BRI Dukung Pembiayaan Sindikasi Rp2,2 Triliun untuk Proyek Flyover Sitinjau Lauik
BACA JUGA: Cara Mudah Buka Rekening BRI 2025, Cukup Siapkan KTP dan Setoran Awal
Lama-lama usaha berkembang, hingga merambah ke bidang kerajinan dan fashion. Dengan memproduksi produk-produk premium seperti batik, lurik, dan tenun yang dipadupadankan menjadi produk fashion.
Seiring waktu, Madu mulai mengkombinasikan batik, lurik, dan tenun menjadi produk fashion yang lebih eksklusif. Dari bahan-bahan sederhana, lahirlah produk premium yang memiliki ciri khas dan nilai jual tinggi, berbeda dari busana rumahan biasa.
Nama Malessa bukan sekadar label dagang. Ia merupakan gabungan nama Madu dan anaknya, Alesa. Sehingga merepresentasikan perjalanan pribadi dan usaha keluarga.
"Semua legalitas usaha juga sudah lengkap, mulai HAKI, NIB, hingga TKDN," katanya.
BACA JUGA: BRI Perkuat Literasi Keuangan Anak Lewat Tabungan dan Program Pendidikan
Produk Malessa terbagi menjadi dua lini utama. Pertama, produk massal seperti daster dan busana rumahan yang dipasarkan di toko oleh-oleh besar. Kedua, produk premium hasil padu padan batik, lurik, dan tenun yang dirancang secara eksklusif.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



