"Harapan kami, supaya oknum pencabulan seperti ini tidak ada lagi di Kabupaten Pemalang," jelasnya sembari menuturkan, karena pelakunya masih aktif bekerja di ATR / BPN. Maka aksi demo ini digelar di kantor tersebut, supaya ada rasa malu.
"Itupun jika pelakunya masih punya malu. Karena kasus ini semua korbannya adalah anak dibawah umur, bahkan ada korban yang sampai trauma dan hidupnya pindah ke luar Pemalang," tandasnya.
Chafidz pun membeberkan tindakan asusila yang dilakukan oknumpegawai ATR / BPN itu terhadap anak dibawah umur.
Salah satunya, yakni memperlihatkan kemaluannya kepada anak yang jadi korban. Hal itu membuat korban jadi trauma.
BACA JUGA:Penyebab Masih Bureng, Polisi Selidiki Kasus Kebakaran Gudang Toko Basa Putri Pemalang
Kejadian tindakan asusila yang dilakukan oknum pegawai ATR / BPN ini pada tahun 2022 lalu dan korban sudah laporan polisi.
Tapi, dari 2022 sampai 2023, dengan waktu kurang lebih 7 bulan, kasusnya mangkrak tidak ditangani.
Bahkan dari Polres Pemalang tidak memberikan kabar upaya penanganannya. Meskipun memberikan keterangan di media, namun tidak sesuai dengan kenyataannya.
"Buktinya hasil audiensi dengan Polres Pemalang hasilnya pun tidak valid dengan kondisi yang ada," tandasnya. *