“Akan jadi apa dunia ini, jika yang kuat memiliki segalannya dan hidup kekal abadi. Seperti hujan yang tak boleh terus menerus turun, dan matahari yang tak boleh terus bersinar dan terbenam. Manusia juga tak boleh memiliki kekuatan luar biasa dan hidup kekal selamannya,” tegas Park Jin.
Ratu Seo Ha Sun mencela Park Jin, “Kemunifikan seperti itu membuat semua orang tak nyaman. Bagaimana menurut orang lain yang memiliki kekuatan? Keinginan menjabat tangan orang yang bisa memberikan kekuatan yang kekal, adalah sebuat perasaan yang sangat jujur“.
“Apakah orang yang mengulurkan tangan itu adalah jin mu?” tanya Park Jin. Ratu Seo Ha Sun Sambil teriak marah berkata, “Apa katamu!”.
BACA JUGA:Terkepung Banjir, SMPN 3 Bulakamba Brebes Terpaksa Terapkan Pembelajaran Daring
“Ratu tenanglah. Ratu sangat emosional sekarang, silakan pergi dari sini,“ pinta Seo Yoon-oh.
Seo Yul dan Park Jin kembali ke Songrim dan mendiskusikannya. Menurut Seo Yul bahwa Jin Mu mengendalikan pemindah jiwa menggunakan obat lonceng.
Kemungkinan Naksu juga menjadi korban dikendalikan oleh Jin Mu (di season pertama Naksu yang hilang kendali menusuk Jang Uk dan membunuh banyak orang, termasuk ayah Jin Bu Yeon).
Park Jin berkata, “Itu tak mengubah fakta bahwa Naksu melakukan ritual pemindah jiwa”.
BACA JUGA:Diguyur Hujan Deras, 4 Rumah di Kabupaten Tegal Ambruk
Seo Yul menjawab, “Meski begitu, aku ingin mengungkapkan kebenaran ini dan membebaskan nama baik Naksu dari tanggung jawab atas tragedi tiga tahun lalu. Jang Uk juga sangat menderita karena harus menanggung tanggung jawab tersebut”.
Setelah keluar dari Gwido Naksu atau Jin Bu Yeon bertemu Ibunya Jin Ho-Gyeong (Park Eun Hye) dan Adiknya Jin Cho-Yeon (Arin).
Jin Ho-Gyeong berkata, “Seo Yul menunggumu keluar dari Gwido, temuilah dia!"
Lantas Naksu menemui Seo Yul dan mengatakan, "Kita memutuskan untuk tak saling mengenal satu sama lain. Kuharap kau juga melakukan hal yang sama”.
Seo Yul menjawab, “Ada yang ingin kukatakan! Jin Mu bisa mengendalikan pemindah jiwa dengan lonceng, kemungkinan besar kejadian tragis tiga tahun lalu di Songrim, bukan karena keinginan Naksu, tapi perintah dari Jin Mu”.
Naksu berkata dalam hati, “Rupanya suara lonceng yang kudengar adalah untuk mengendalikanku”.