Pendidikan Karakter di Sekolah Sebagai Suatu Keharusan

Rabu 07-12-2022,13:10 WIB
Reporter : Adi Mulyadi
Editor : Adi Mulyadi

5. Refleksi

Refleksi disini berarti dipantulkan kedalam diri. Apa yang telah dialami masih tetap terpisah dengan kesadaran diri sejauh ia belum dikaitkan, dipantulkan dengan isi kesadaran seseorang. 

Refleksi disini merenungkan apa-apa yang telah dipelajarinya. Refleksi disini dapat juga disebut sebagai proses bercermin, mematut matutkan diri pada peristiwa/konsep yang telah dialami, apakah saya seperti itu? Apakah ada karakter baik seperti itu pada diri saya? 

Selain metode-metode tersebut diatas, dalam pendidikan karakter disekolah ada lagi sebagai alternative metode dialog partisipatif, dan metode eksperimen. 

Metode dialog partisipatif mendorong para siswa untuk kreatif, kritis,mandiri, dan terampil berkomunikasi. Metode dialog partisipasi dijabarkan /dikonkritkan dalam kegiatan-kegiatan seperti diskusi kelompok, sharing pengalaman keseharian dan sharing pengalaman iman, wawancaara, dramatisasi, dinamika kelompok dan sebagainya. 

Metode naratif menggunakan cerita sebagai model pengembangan diri. Metode ini dianggap unggul karena bersifat merangsang imajinasi peserta didik, menyapa peserta didik secara menyeluruh, baik segi kognitif maupun afektif, bersifat menawarkan, membebaskan dan tidak menjejali.

Kesimpulan

Pendidikan karakter merupakan misi utama para Nabi Muhammad Rasulullah sedari awal tugasnya memiliki suatu pernyataan yang unik, bahwa dirinya diutus untuk menyempurnakan akhlak (karakter). 

Manifesto Muhammad Rasulullah ini mengindikasikan bahwa pembentukan karakter merupakan kebutuhan utama bagi setiap manusia lebih-lebih bagi peserta didik di sekolah mulai dari usia dini, Sekolag Dasar  hingga jenjang perguruan Tinggi. 

Pada sisi lain masing-masing manusia telah memiliki karakter tertentu, namun perlu disempurnakan. 

Pentingnya pendidikan karakter di sekolah sebagai tempat mendidik generasi penerus bangsa, hal ini berangkat dari kondisi objektif dalam kehidupan masyarakat Indonesia saat ini telah terjadi penyimpangan-penyimpangan seperti kekerasan, korupsi, manipulasi, kebohongan-kebohongan, tidak adanya panutan dan keteladanan dikalangan para pemimpin, kepalsuan, pelanggaran dan pemutar balikan hokum, dan sebagainya. 

Hal ini mendorong dunia pendidikan untuk membentuk dari awal peserta didik sebagai manusia yang masih bersih untuk diberikan pendidikan karakter, walaupun sudah terlambat, tetapi lebih baik daripada tidak dimulai. 

Adapun pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dilakukan oleh guru atau lembaga pendidikan yaitu: Metode pembidanan yang diformulasikan melalui 4M, yaitu Mengetahui kebaikan (knowing the good), Mencintai kebaikan (loving the good), Menginginkan kebaikan (de siring the good), dan Mengerjakan kebaikan (acting the good). 

Selain metode tersebut, metode pendidikan karakter dilakukan melalui metode: Mengajarkan, Keteladanan, Menentukan prioritas, praksis prioritas, metode dialog partisifatifdan eksperimen serta Metode naratif

Daft Pustaka 

Akhmad Tafsir, (2008), Pesan Moral Ajaran Islam, Maestro, Bandung

Kategori :