Seringkali kita mendengar bahwa ketika berada di turunan panjang, motor metik seringkali mengalami rem blong yang menyebabkan terjadinya kecelakaan. Bahkan berujung kehilangan nyawa pengendara, sehingga timbul pertanyaan apakah ada perbedaan konstruksi ataukah hal ini terjadi karena kesalahan pengoperasian pengereman.
Perlu diketahui bahwa secara kontruksi, sistem pengereman tipe matik dan motor tipe lain sebenarnya sama, ada yang menggunakan tromol dan ada yang menggunakan cakram dengan ukuran yang sudah disesuaikan dengan bobot dan kemampuan mesin motornya.
Sejatinya jika motor tipe lain dikondisikan sama dengan motor matik, tetapi menggunakan cara pengereman yang salah maka tentunya akan berakhir mengalami rem blong juga, oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu disimak oleh setiap bikers mengenai rem pada motor:
Pertama, adalah engine brake. Motor tipe transmisi manual di motor sport dan semi otomatis seperti motor bebek, ketika gas ditutup penuh, secara otomatis engine brake akan muncul.
Engine brake berasal dari putaran roda yang masih menyambung dengan putaran mesin, dimana putaran mesin lebih rendah dibanding putaran roda belakang, sehingga akan terasa efek ‘menahan’ motor.
Pada motor tipe ini, putaran mesin tidak akan pengaruh dengan roda belakang jika tuas kopling ditekan atau persneling pada tipe bebek ditekan, sehingga saat melalui turunan, kopling ditekan untuk motor sport atau tuas persneling ditekan pada tipe bebek maka motor akan meluncur tanpa hambatan.
Jika engine brake tidak dimanfaatkan untuk membantu dan menggunakan teknik mengerem yang salah maka akan terjadi rem blong.
Kedua, adalah batas suhu kerja dari komponen sistem pengereman yaitu kampas dan minyak rem. Pengereman terjadi karena dampak dari memperbesar gesekan antara kampas rem dan permukaan cakram maupun tromol.
Cara memperbesar gesekan dengan menggunakan mekanis (kawat) atau hidrolik (oli rem). Karena itu sangat mudah terjadi panas dari benda yang bergesekan. Jika ini terus menerus terjadi maka panas akan melampaui batas suhu kemampuan kerja dari rem.
Karena suhu panas yang berlebihan menyebabkan kampas akan turun kinerjanya dan juga kemampuan oli rem untuk meneruskan tekanan juga akan turun drastis. Hal inilah dapat menyebabkan rem blong
Motor matik didesain untuk penggunaan perkotaan dengan jalan datar cenderung lebih banyak, namun karena minat masyarakat terhadap matik dan kebutuhan penggunaan, maka banyak ditemukan pengguna motor matik diwilayah pengunungan juga.
Senior Instruktur Safety Riding Astra Motor Jateng Oke Desiyanto menyampaikan bahwa ada tiga teknik penting yang wajib bikers ketahui agar teknik pengereman saat menggunakan motor matik pada jalanan menurun panjang yang lebih efektif sehingga menghindari timbulnya kecelakaan yang tidak diinginkan akibat rem blong.
Teknik Pertama, bikers perlu mempertahankan adanya engine brake di motor matik dengan cara gas dipancing dibuka sedikit sehingga terasa putaran roda belakang ‘nyambung’ dengan putaran mesin, dan ulangi jika bikers terasa ‘terlepas’.
Gas dibuka sedikit tidak akan menyebabkan pertambahan kecepatan pada motor matik sehingga tidak perlu kuatir. Efek engine brake ini membantu kerja rem untuk sedikit memberi efek ‘menahan’ agar tidak meluncur bebas. Teknik ini akan efektif jika dikecepatan rendah.
Teknik Kedua, bikers menjaga suhu rem agar tidak kepanasan dengan menggunakannya secara bergantian. Rem depan akan lebih mudah dingin karena letaknya didepan dan mudah mendapatkan sirkulasi angin untuk pendinginan.