Selamatkan Lahan Kritis Waduk Cacaban, DLH Kabupaten Tegal Resmikan Taman Kehati

Selamatkan Lahan Kritis Waduk Cacaban, DLH Kabupaten Tegal Resmikan Taman Kehati

SIMBOLIS- Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Tegal Joko Kurnianto (berkaos hijau) secara simbolis menyerahkan bibit pohon kepada Kepala DLH Kabupaten Tegal Muchtar Mawardi untuk ditanam di sekitar Waduk Cacaban.-ISTIMEWA-radartegal.disway.id

KEDUNGBANTENG, radartegal.com– Untuk menyelamatkan lahan kritis seluas 13,3 hektare di sekitar Waduk Cacaban pada Kamis, 05 Desember 2024,  Pemerintah Kabupaten Tegal melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tegal meresmikan Taman Kehati (Keanekaragaman Hayati).

Sedikitnya 600 bibit pohon seperti petai, mangga, alpukat dan nangka ditanam di kawasan ini.

Menurut Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Tegal Joko Kurnianto, lingkungan dengan keanekaragaman hayati seperti banyak pepohonan, burung, dan tumbuhan berdampak pada kesejahteraan mental yang lebih baik ketimbang lingkungan dengan lebih sedikit fitur alam.

Di sini, manusia bisa hidup berdampingan dengan alam, udara yang sejuk dan bersih, air yang jernih dan suara ambien yang mendamaikan. Keseimbangan alam inilah yang diharapkan bisa menjaga manusia , pada akhirnya meningkatkan kualitas kehidupan.

BACA JUGA: Mitos Waduk Cacaban, Ritual Mistis hingga Kepala Sapi sebagai Tumbal

BACA JUGA: Mendunia, OW Waduk Cacaban Tegal Jadi Lokasi Ajang Seni Tato Internasional

Namun demikian, untuk menciptakan situasi alam yang seimbang ini perlu upaya keras, konsisten, dan sungguh-sungguh. Berdasarkan Dokumen Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Kabupaten Tegal tahun 2021, kekayaan alam di Kabupaten Tegal semakin berkurang.

Joko mencontohkan, buah mangga varietas lokal Wirasangka (Mangifera indica kul Wirasangka) sebagai flora identitas Kabupaten Tegal dan telah terdaftar pada Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVTPP) Kementerian Pertanian sudah jarang ditemui keberadaannya. Termasuk pula burung jalak suren (Sturnus contra) yang kicauannya semakin sunyi terdengar di alam terbuka.

Sehingga melalui program pemulihan lahan kritis ini bisa membuka habitat baru bagi tumbuh kembang floran dan fauna endemik Kabupaten Tegal.

“Tempat ini tidak hanya menjadi perlindungan bagi flora dan fauna, tapi juga investasi kehidupan kita di masa depan . Dan ini bukan soal menghijaukan lingkungan, tapi juga tentang bagaimana kita turut serta mengatasi perubahan iklim yang sedang menjadi tantangan global,” ujarnya.

BACA JUGA: Pesona dan Sejarah Waduk Cacaban Tegal Pikat Dua Mahasiswa Internasional Asal Gambia, Afrika Barat

BACA JUGA: Sejarah Waduk Cacaban Tegal dan Misteri 3 Makhluk Gaib yang Minta Tumbal

Untuk itu, pihaknya menjalin kerja sama dengan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Pemali Jratun lewat program rehabilitasi lahan kritis menggunakan pendekatan agroforestri atau menghijaukan lahan kritis, sekaligus mendapatkan manfaat ekonomi dari lahan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: