Warisan Leluhur, Ini Sejumlah Mitos Kematian yang Masih Dipercaya Masyarakat Tegal
Mitos Kematian yang Masih Dipercaya--
Meski banyak keluarga menganggap tindakan ini sebagai mitos belaka dan memilih untuk mengabaikannya, sering kali terjadi kematian beruntun dalam beberapa hari.
Akibatnya, timbul kegaduhan di masyarakat, dan para sesepuh desa kemudian mengganti nisan orang yang baru meninggal dengan alu untuk menghentikan kematian beruntun tersebut. Entah itu hanya sebuah kebetulan, kematian beruntun tersebut pun berhenti.
3. Kakak Beradik Nikah Secara Bersamaan: Mitos tentang Kematian dalam Keluarga
Mitos berikutnya berkaitan dengan larangan bagi kakak beradik untuk menikah secara bersamaan.
BACA JUGA: Mitos Waduk Cacaban, Ritual Mistis hingga Kepala Sapi sebagai Tumbal
BACA JUGA: Mitos Telaga Remis Cirebon yang Konon Asalnya dari Air Mata Pangeran
Masyarakat meyakini bahwa jika larangan ini dilanggar, salah satu anggota keluarga akan meninggal dunia atau salah satu pasangan akan mengalami perceraian.
4. Meninggal dalam Keadaan Hamil: Mitos Gentayangan Menjadi Kuntilanak
Mitos selanjutnya berkaitan dengan kematian seseorang dalam keadaan hamil, yang konon akan gentayangan menjadi kuntilanak. Mitos ini tidak hanya ada di Tegal, tetapi juga di berbagai kota di Jawa.
Untuk mengatasi mitos ini, masyarakat biasanya melakukan dua cara. Pertama, dengan mengeluarkan jabang bayi dari rahim ibu yang meninggal. Kedua, dengan meletakkan biji kacang hijau yang sudah direbus di kuburan orang yang meninggal dalam keadaan hamil.
Masyarakat percaya bahwa dengan meletakkan biji kacang hijau rebus tersebut di kuburan dan mengucapkan kalimat bahwa orang tersebut boleh kembali ke rumah jika biji kacang hijau tersebut tumbuh menjadi kecambah. Maka, roh orang yang meninggal akan tenang dan tidak gentayangan.
BACA JUGA: 4 Mitos Populer Seputar Sungai Serayu, Nomor Satu Diluar Nalar!
BACA JUGA: Mitos Larangan Berbaju Merah di Curug Cikuluwung Bogor yang Bisa Bawa Petaka
5. Keranda sebagai Pertanda Kematian
Keranda, yang digunakan untuk menggotong mayat dan biasanya diletakkan di kompleks makam, diyakini oleh masyarakat dapat memberi pertanda akan adanya kematian dalam waktu dekat.
Menurut mitos yang beredar, keranda ini akan memberikan sinyal berupa goyangan atau suara gelotakan pada malam hari sebagai tanda bahwa akan ada seseorang yang meninggal dalam waktu dekat.
Mitos-mitos di Tegal bukan hanya sekadar cerita yang menghibur atau menakutkan. Mereka merupakan bagian penting dari sejarah dan budaya masyarakat setempat.
Meskipun zaman telah berubah dan modernisasi mulai masuk ke dalam kehidupan, banyak warga Tegal yang masih menjaga dan melestarikan mitos-mitos ini sebagai bagian dari identitas budaya mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: