5 Efek Sering Makan Gorengan, Ini Penjelasan dari Pakar Dokter Dunia

Radartegal.com - Apa sih efek sering makan gorengan? Penyuka si renyah lezat yang sudah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kuliner di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia ini wajib menyimak. 

Dari aroma yang menggugah hingga sensasi kriuknya, sulit menolak pesonanya. Namun, di balik kenikmatan tersebut ada efek sering makan gorengan yang perlu diwaspadai. 

Dilansir dari nutritionsource.hsph.harvard.edu dan beberapa web jurnal kesehatan dunia, berikut adalah beberapa efek sering makan gorengan, simak ulasan lebih lanjut berikut ini.

Efek sering makan gorengan

1. Menyebabkan Obesitas

Gorengan kaya akan kalori tinggi, yang berasal dari minyak yang terserap selama proses penggorengan. Ketika kamu menikmati gorengan, tanpa disadari kamu mungkin telah mengonsumsi kalori berlebih yang berpotensi memicu penambahan berat badan.

BACA JUGA: Baiknya Dikonsumsi Rutin! 5 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Jantung

BACA JUGA: 5 Resep Herbal untuk Kesehatan yang Mudah Dibuat dan Cocok untuk Lansia

Hal ini disebabkan oleh tingginya kadar lemak trans dalam gorengan, yang diketahui meningkatkan nafsu makan dan memperlambat proses metabolisme tubuh.

Lemak trans yang tinggi menyebabkan akumulasi lemak yang signifikan, terutama di area perut, yang pada akhirnya mengarah ke obesitas.

Kondisi ini bisa memicu berbagai masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, sleep apnea, hingga gangguan pernapasan. Dalam jangka panjang, obesitas juga menjadi pintu masuk bagi penyakit-penyakit kronis lainnya.

Menurut Harvard T.H. Chan School of Public Health, lemak trans yang ditemukan pada makanan yang digoreng dapat menyebabkan kenaikan berat badan karena berkontribusi pada penyimpanan lemak di tubuh.

BACA JUGA: 10 Manfaat Rasa Asam pada Buah untuk Kesehatan, Bisa Buat Diet Guys

BACA JUGA: 7 Jenis Olahraga Ringan untuk Usia 50an, Jaga Kesehatan Jantung dan BB

Penelitian mereka juga menunjukkan lemak trans meningkatkan risiko obesitas dan penyakit metabolik secara signifikan (Harvard T.H. Chan School of Public Health, "The Nutrition Source").

2. Memicu Diabetes Melitus Tipe 2

Sumber: