Mitos Obyek Wisata Guci di Tegal, Jawa Tengah: Selalu Ramai di Malam Jumat Kliwon

Mitos Obyek Wisata Guci di Tegal, Jawa Tengah: Selalu Ramai di Malam Jumat Kliwon

PENYAKIT - Salah satu mitos Obyek Wisata Guci di tegal, Jawa Tengah, yang sangat dipercaya adalah mandi di air panasnya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit.--

radartegal.com – Obyek Wisata Pemandian Air Panas Guci di Tegal, Jawa Tengah, merupakan salah satu destinasi pariwisata populer, yang sarat mitos. Ternyata sama dengan tempat lainnya, mitos-mitos itupun sudah mengakar di kehidupan masyarakat sekitarnya.

Sebagai salah satu lokasi wisata yang favorit di Tanah Air, Guci menghadirkan pemandangan indah serta udara yang sejuk. Sehingga cocok dijadikan sebagai tempat bersantai, untuk menikmati keindahan alam sambil menikmati air panas yang legendaris.

Nah, ternyata di balik keindahannya tersimpan mitos Obyek Wisata Guci yang sudah turun temurun dipercayai masyarakat. Cerita misteri itu juga memiliki kisah panjang dan menarik, berkaitan dengan penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.

Dari sejumlah cerita yang beredar, daerah di sekitar sumber air panas tersebut merupakan daerah kekuasaan dari Dayang Nyai Roro Kidul yang bernama Nyai Rantai Sari. Dayang ini berwujud sosok seperti naga, yang bertugas menjaga daerah utara Gunung Slamet.

BACA JUGA: Mitos Guci Gugurnya Cinta, Benarkah Membuat Hubungan Kandas dan Bikin Jomlo?

BACA JUGA: Jarang Diketahui, Ini 3 Mitos Guci Tegal yang Menang Desa Wisata di Balik Keindahannya

Lokasi wisata tersebut kali pertama dibuka Raden Aryo Wiryo. Yaitu seorang bangsawan dari Keraton Demak Bintoro, yang menjadi utusan dari Keraton Mataram untuk berangkat ke Cirebon.

Mitos Obyek Wisata Guci di Tegal, Jawa Tengah

Asal-usul nama Guci konon muncul dari konflik perang saudara, dan perebutan tahta sesama saudara di Keraton Demak Bintoro. Konflik tersebut membuat Raden Aryo Wiryo jenuh, dengan keadaan dan kehidupan di Keraton.

Raden Aryo Wiryo akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Keraton, dengan membawa istrinya, Itumbu. Hingga beberapa tahun kemudian, Raden Aryo Wiryo sempat mengabdi di Keraton Mataram pada zaman kejayaan Sultan Agung Hanyokrokusumo.

Pada saat pengabdiannnya, Raden Aryo Wiryo ditugaskan oleh Sultan Agung untuk berangkat ke Cirebon. Kemudian, Raden Aryo Wiryo mengembara hingga sampai pada bagian utara lereng Gunung Slamet, dan menetap di daerah tersebut.

BACA JUGA: 6 Mitos Jawa Terkenal yang masih Dipercaya sampai Sekarang, Pantang Keluar Rumah saat Maghrib Tiba

BACA JUGA: 5 Mitos Tersembunyi di Balik Keindahan Danau Toba, Salah Satunya Suara Tangisan di Tengah Malam

Raden Aryo Wiryo sendiri merupakan orang pertama yang membuka lahan perkampungan di termpat tersebut. Hingga akirnya, banyak masyarakat berdatangan untuk berguru kepada Raden Aryo Wiryo, dan menetap di daerah tersebut.

Sumber: