Volume Sampah di Kabupaten Tegal 670 Ton per Hari, 62,28 persen Belum Terkelola
PENYELARASAN - Manager CLOCC M. Setya Oktamalandi saat memfasilitasi acara Penyelarasan Visi Pengelolaan Sampah Kabupaten Tegal di Syailendra Grand Dian Hotel Slawi, Kamis, 8 Agustus 2024.-Dokumen-Radartegal.disway.id
Hadir dalam acara itu, sejumlah kepada organisasi perangkat daerah (OPD), Camat, Manager CLOCC M. Setya Oktamalandi beserta Tim, Perwakilan Kementerian Agama, kepala desa, tokoh agama, budayawan, pimpinan perguruan tinggi, pimpinan dunia usaha, organisasi masyarakat, aktivis lingkungan dan media massa, serta seluruh pihak yang peduli terhadap pengelolaan sampah di Kabupaten Tegal.
Manager CLOCC M. Setya Oktamalandi menambahkan, pertemuan seperti ini akan dilakukan sampai 6 kali. Kegiatan kali ini adalah penyelarasan.
BACA JUGA: Orang Tua dan Wali Siswa SD Negeri Margadana 4 Tegal Ikuti Sosialisasi Pengelolaan Sampah
BACA JUGA: Edukasi Pengelolaan Sampah TK Aisyiyah X Sumurpanggang Tegal
Dari pertemuan-pertemuan tersebut, ke depan harapannya pengeloaan sampah di Kabupaten Tegal ini bukan hanya milik fasilitator program atau pemerintah tapi milik bersama.
Dia menjelaskan, setelah kegiatan penyelarasan visi, akan menyusun insiatif strategi. Di mana inisiatif strategi akan mendukung visi.
Targetnya, masing-masing peserta yang hadir akan diminta memilih strategi mana yang akan didukung dan tindakan nyata apa di lingkungan mereka.
”Tindakan nyata ini dicek di akhir tahun, bagaimana progresnya dan performance-nya. Yang sangat menginspirasi akan dibukukan. Harapannya buku tersebut dapat diberikan ke tempat lain,” ujarnya.
Ke depan, lanjut dia, ada pilot di level desa. Harapannya, desa yang dipilih nanti menjadi rujukan desa lain.
Menurut dia, dari 287 desa/kelurahan, sekitar 200 san desa sudah punya pengelolaan sampah.
”Kami sudah mengidentifikasi selama dua bulan, partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sudah tinggi. Namun, meski diketahui bahwa pengelolaan sampah itu tidak hanya sampah beres, tapi bagaimana lebih kepada perubahan prilaku. Sebab, jika prilaku tidak berubah, sebesar apapun dananya, sampah tidak akan didapat dikelola dengan baik,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: