Sejarah Tuk Jimat di Bumijawa Tegal, Konon Berawal dari Kenong yang Ditemukan Bangau Putih

Sejarah Tuk Jimat di Bumijawa Tegal, Konon Berawal dari Kenong yang Ditemukan Bangau Putih

sejarah tuk jimat di bumijawa tegal--

Hingga saat ini sumber mata  air ini terus mengalir dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengairi sawah dan juga sebagai sumber air minum. Manfaat nya pun tidak hanya di rasakan oleh masyarakat bumijawa saja akan tetapi lebih luas untuk masyarakat Kabupaten Tegal.

Tradisi jamasan bende camuluk

Jamasan berasal dari bahasa krama inggil (bahasa Jawa pada tingkatan paling tinggi), yakni jamas yang memiliki arti mensucikan, membersihkan, memandikan, merawat maupun memelihara. Yang mana hal tersebut merupakan bentuk rasa terima kasih, menghormati dan menghargai adanya peninggalan suatu karya seni budaya leluhur kepada generasi selanjutnya.

BACA JUGA: Teliti Banteng Loreng Binoncengan, Mahasiswa Unnes Blusukan ke Situs Bersejarah di Tegal

BACA JUGA: Sejarah Desa Tuwel di Tegal, Kisah Mbah Rindik dan Ki Gede Sebayu yang Membangun Sarana Perairan

Sedangkan bende merupakan sejenis gong kecil pada gamelan Jawa yang terbuat dari perunggu atau tembaga. Suara khas dapat dihasilkan dari bende ketika dipukul pada permukaan perunggu atau tembaga tersebut.

Bende Camuluk diyakini oleh masyarakat sekitar sebagai celah munculnya sumber air yang kini disebut dengan Tuk Jimat Kali Bulakan. Masyarakat Bumijawa rutin menjamas Bende Camuluk setahun sekali tepatnya pada 11 Rabiulawal, bertepatan dengan peringatan maulid nabi pada keesokan harinya.

Tradisi Jamasan Bende Camuluk sendiri dilakukan dengan prosesi upacara proses pencucian Bende Camuluk di Tuk Jimat Kali Bulakan oleh juru kunci dengan menyalakan kemenyam disertai dengan iringan selawat oleh masyarakat Bumijawa.

BACA JUGA: Menyusuri Sejarah Sultan Amangkurat 1 di Tegal, Raja Mataram Islam yang Menyimpan Kisah Kelam

BACA JUGA: Sejarah Stasiun Pertama di Brebes, Sudah Ada Sejak Abad ke-19 saat Masa Kolonial Belanda

Penutup

Sejarah tuk jimat di Bumijawa Tegal tidak lain dari peristiwa seorang tokoh masyarakat bernama Mbah Camuluk yang bertirakat karena perintah Ki Gede Sebayu mencari sumber mata air untuk pengairan wilayah Tegal, kemudian beliau menemukan sumber tersebut dan dibeneri nama tuk jimat, hingga di berikan ruangan khusus saat era Belanda. Semoga bermanfaat.

Sumber: