Bukan Tanpa Sebab, Ini Alasan Orang Tionghoa di Indonesia Banyak Gunakan Nama Jawa

Bukan Tanpa Sebab, Ini Alasan Orang Tionghoa di Indonesia Banyak Gunakan Nama Jawa

Ungkapan dukungan pemuda Tionghoa kepada kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1946.-Sumber Foto: Berita Film Indonesia-

Asimilasi paksa ala Orde Baru ini tidak berhasil mengubah cara pandang masyarakat pribumi terhadap warga Tionghoa. Contohnya adalah peristiwa Mei 1998, di mana orang-orang Tionghoa di Indonesia menjadi korban amuk massa. 

Perempuan-perempuan Tionghoa diperkosa secara massal dan harta benda mereka diambil paksa. Peristiwa ini juga tidak terlepas dari isu kesenjangan ekonomi antara warga pribumi dan Tionghoa yang disebarkan oleh Orde Baru.

Akibat dari aturan-aturan ini, identitas beberapa generasi Tionghoa di Indonesia terhapus. Mereka dipaksa untuk terputus secara fisik maupun kultural dengan nenek moyang dan leluhur mereka. 

Orang-orang Tionghoa di Indonesia yang lahir setelah tahun 1966, termasuk mungkin beberapa dari kita yang membaca artikel ini, sama sekali tidak mengenal akar budaya mereka akibat penghapusan sistematis oleh Orde Baru.

BACA JUGA: Ridwan Kamil dan Bobby Nasution Bertemu di Rumah Bersejarah Tokoh Tionghoa Medan

BACA JUGA: Tudingan Bernuansa Rasisnya Primitif dan Tak Pantas, Pemuda Tionghoa Minta Tuntaskan Proses Hukum Abu Janda

Kesimpulan

Bayangkan jika Anda terlahir sebagai orang Sumatera tetapi terus-menerus diinternalisasi secara paksa budaya yang bukan kebudayaan asal Anda. Ini merupakan salah satu penyebab orang Tionghoa di Indonesia banyak menggunakan nama Jawa.

Seperti itulah kira-kira hasil asimilasi paksa yang pernah terjadi pada masa Orde Baru. Hingga saat ini, meskipun banyak kebijakan diskriminatif tersebut telah dicabut, dampaknya masih terasa dan menjadi bagian dari sejarah kelam hubungan antara warga pribumi dan orang Tionghoa di Indonesia.

 

Sumber: