Sejarah Pangeran Purbaya Kalisoka Tegal, Putra Raja Mataram yang Berperan Besar Syiarkan Islam

Sejarah Pangeran Purbaya Kalisoka Tegal, Putra Raja Mataram yang Berperan Besar Syiarkan Islam

MAKAM - Sejarah Pangeran Purbaya Kalisoka Tegal adalah bagian tak terpisahkan dari sejarah penyebaran Islam di Indonesia.--

Legenda Penangkapan Pangeran Pasingsingan

Menurut juru kunci makam Pangeran Purbaya, Ahmad Agus Hasan Ali Sosrodihardjo, kedatangan Pangeran Purbaya ke Kalisoka bermula dari sebuah tantangan yang diberikan oleh Sultan Agung. 

Pangeran Purbaya diminta untuk menangkap Pangeran Pasingsingan dari Jawa Barat yang dianggap mengganggu ketenteraman Keraton Mataram. Dengan menggunakan nama samaran Kija Duksi Laron, Pangeran Purbaya berangkat dengan dua batalion pasukan Keraton menuju arah utara.

Setelah melalui beberapa daerah seperti Purworejo, Purbalingga, dan Purwokerto, Pangeran Purbaya akhirnya bertemu dengan Pangeran Pasingsingan di wilayah yang kini menjadi Tegal. 

Pertarungan dengan kesaktian masing-masing berlangsung sengit hingga akhirnya Pangeran Pasingsingan kewalahan dan melarikan diri ke arah selatan, ke daerah yang kini dikenal sebagai Brebes. Di sana, Pasingsingan meminta maaf dan Pangeran Purbaya memaafkannya.

Namun, sesuai perjanjian dengan Sultan Agung, Pangeran Purbaya tidak boleh kembali ke Keraton jika tidak berhasil menangkap Pangeran Pasingsingan. Akhirnya, Pangeran Purbaya melanjutkan perjalanannya ke utara hingga tiba di daerah yang sekarang dikenal sebagai Kalisoka. 

Saat itu, Kalisoka masih berupa hutan belantara yang kemudian dibabat oleh Pangeran Purbaya untuk dijadikan pemukiman.

BACA JUGA: Sejarah Kelurahan Panggung Tegal, Sarat Kisah yang Terkait Ulama Kharismatik dari Jazirah Arab

BACA JUGA: Mengenang Sejarah Dedikasi RA Kardinah di Tegal, Sempat Dirikan Sekolah Kepandaian Putri

Pernikahan dengan Putri Ki Gede Sebayu

Pangeran Purbaya memiliki istri yang merupakan putri dari Ki Gede Sebayu, seorang ulama yang dipercaya sebagai pendiri Kabupaten Tegal. Sebelum menikahi putri Ki Gede Sebayu, Pangeran Purbaya harus mengikuti sayembara yang diikuti oleh 24 pendekar dari berbagai daerah. 

Sayembara tersebut adalah merobohkan sebuah pohon jati raksasa dengan tangan kosong. Dari 24 peserta, hanya Pangeran Purbaya yang berhasil merobohkan pohon jati tersebut dan akhirnya dinikahkan dengan putri Ki Gede Sebayu.

Pohon jati yang dirobohkan Pangeran Purbaya kemudian diminta oleh Anggono, putra lain dari Ki Gede Sebayu, untuk dibawa ke Kalisoka. Kayu jati tersebut digunakan untuk membangun masjid yang hingga kini masih berdiri kokoh di Kalisoka. 

Juru kunci menyatakan bahwa tidak ada yang tahu bagaimana Pangeran Purbaya membawa kayu jati besar tersebut ke Kalisoka.

Sumber: