Miniatur Lawang Sewu! Sejarah Berdirinya Gedung Birao Tegal, Saksi Bisu Perkembangan Kereta Api di Tanah Jawa

Miniatur Lawang Sewu! Sejarah Berdirinya Gedung Birao Tegal, Saksi Bisu Perkembangan Kereta Api di Tanah Jawa

INFO TEGAL - Sejarah Lengkap Berdirinya Gedung Birao Tegal yang menjadi Saksi Bisu Perkembangan Kereta Api di Tanah Jawa--

RADAR TEGAL – Sejarah berdirinya Gedung Birao Tegal, erat kaitannya degan perkembangan perkeretaapian di Tanah Jawa. Mengutip dari berbagai sumber, Gedung Birao Tegal didirikan pada tahun 1910 oleh Henri Maclaine Pont yang seorang arsitek Belanda.

Gedung yang belakangan lebih terkenal dengan Lawang Satus itu, menjadi bukti sejarah perkeretaapian di wilayah Jawa. Sang arsitek sengaja membuat bentuk Gedung Birao Tegal mirip dengan kantor pusat NIS Semarang yang sekarang dikenal sebagai Lawang Sewu.

Alasannya agar kantor-kantor milik NIS memiliki kesan yang sama. Gedung Birao Tegal berada di Panggung, Tegal Timur, Kota Tegal, masih berdiri kokoh hingga sekarang. Lantas bagaimana dengan sejarah berdirinya Gedung Birao Tegal selengkapnya

Pembangunan Gedung Birao Tegal saat itu diyakini sudah mempertimbangkan kondisi lingkungan sekitarnya. Di antaranya­ untuk menyesuaikan dengan sinar matahari, iklim, dan gaya hidup masyarakat lokal.

BACA JUGA: Sejarah Gedung Birao Jadi Saksi Bisu Perlawanan Warga Tegal Melawan Belanda dan Kibarkan Bendera Merah Putih

Sejarah berdirinya Gedung Birao Tegal atau miniatur Lawang Sewu

Gedung Birao Tegal mulanya dirancang tanpa pagar sehingga menjadi satu kesatuan dengan alun-alun Kota Tegal serta Stasiun Tegal. Bangunan ini terdiri atas 2 unit, unit di belakang digunakan sebagai area servis seperti Gudang, toilet, dan sebagainya.

Setelah NISM mencapai kesuksesan membangun sistem transportasi kereta api dan mengeruk keuntungan hasil bumi di Jawa, pada tahun 1875 pemerintah Belanda memutuskan mendirikan perusahaan kereta api Staatspoorwegan (SS).

Beberapa tahun setelahnya, de Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS) mendirikan kantor pusatnya di Kota Tegal. Stasiun Tegal juga dibangun oleh salah satu perusahaan kereta api swasta Belanda, Java Spoorweg Maatschappij (JSM) tahun 1885 dan diresmikan 17 November 1886.

Pada 16 September 1895, Stasiun Tegal dibeli SCS. Sekitar 6 tahun setelah itu, SCS merancang pembangunan kantor pusat di Kota Tegal. Kantor pusat SCS diresmikan pada tahun 1913.

BACA JUGA: Cerita Mistis Gedung Birao di Tegal yang Disebut Mirip Lawang Sewu, Jadi Salah Satu Ikon Daerah Saat Ini

Simbol perlawanan terhadap kolonial Belanda-Jepang

Dikutip dari laman Pemkot Tegal, bangunan tua ini mempunyai luas 7.106 meter persegi yang kini telah menjadi milik PT KAI sekaligus menjadi bukti perlawanan warga lokal Tegal untuk melawan penjajah.

Disebutkan juga bagunan ini sempat beralih fungsi menjadi sekolah dan Universitas milik Yayasan Pancasakti yang berdiri di tanah seluas 11.000 meter persegi. Setelah masa sewanya habis, Gedung Birao Tegal dibiarkan begitu saja dalam waktu yang lama hingga akhirnya kini didaftarkan sebagai cagar budaya.

Pada masa kependudukan Jepang tahun 1942–1945 Gedung Birao Tegal pernah digunakan sebagai markas milik tantara Jepang. Bangunan ini dulunya bekas kantor perusahaan kereta api swasta bernama Semarang-Cheribon Stoomtram Matschappij (SCS).  

Gedung Birao pernah menjadi simbol perlawanan terhadap Jepang oleh pemuda lokal yang tergabung dalam Angkatan Muda Kereta Api (AMKA). Masih dikutip dari laman Pemkot Tegal, ketika para pemuda mendengar berita proklamasi pada 6 September 1945, mereka pun bertekad untuk mengibarkan bendera merah putih di Gedung SCS.

BACA JUGA: Persiapan PPKM Level 3, Taman Pancasila yang Ada Lokomotif Tuanya dan Instagramable Kembali Ditutup

Berkat tekat yang kuat, pemuda AMKA berhasil menaikkan bendera merah putih di tengah ancaman kekuasaan status quo Jepang pada tanggal 7 September 1945 di atas Gedung SCS.

SCS dan transportasi kereta api di Jawa

Perusahaan Semarang Cheribbon Stroomtramm Matchappij merupakan perusahaan kereta api yang melayani trayek Semarang hingga Cirebon melalui Pekalongan dan Tegal.

Perusahaan ini sudah ada pada zaman kolonial Hindia Belanda tahun 1897-1914 yang membangun jalur kereta api sepanjang 373 km yang menghubungkan Semarang dengan Cirebon hingga ke Kadipaten di ujung barat.

Jalur ini juga melewati beberapa kota sepanjang pantai utara Jawa kea rah barat. Seperti Kendal, Pekalongan, Tegal, dan sebagainya. Dahulu, stasiun di jalur ini berada di Jalan Pancol, sekarang sudah diambil alih oleh PT KAI dan menjadi Stasiun Pancol.

BACA JUGA: Pagar Seng Dibuka Menjelang Peresmian, View Taman Pancasila yang Instagramable Terlihat Jelas

Terdapat perusahaan yang bergerak dalam industri perkeretaapian lain seperti milik perusahaan pemerintah Staats Spoorwegen yang melayani trayek Batavia–Buitenzorg (Bogor) dan Surabaya- Pasuruan–Malang.

Perusahaan kereta api lain yang pernah berdiri di atas tanah Jawa antara lain Semarang Joana Stroomtram Matschappij yang melayani Semarang Juwana, Nederlandsch Indiche Spoorweg Matschappij, Serajoedal Stroomtramm melayani trayek Banyumas-Cilacap-Banjarnegara hingga Wonosobo.

Kesimpulan

Gedung Birao Tegal menjadi saksi penanda transportasi kereta api di tanah Jawa yang tak tergerus oleh zaman. Meski banyak yang tidak mengetahui cerita sejarah di balik kekokohan bangunan ini.

Demikian informasi tentang sejarah berdirinya Gedung Birao Tegal, yang merupakan cikal bakal sejarah perkeretaapian di Tanah Jawa. Semoga ermanfaat. (*)

Sumber: