Sejarah Desa Kesuben Lebaksiu Tegal, Penghasil Buah Dukuh Terbanyak!

Sejarah Desa Kesuben Lebaksiu Tegal, Penghasil Buah Dukuh Terbanyak!

Sejarah Desa Kesuben Lebaksiu Tegal.--

LEBAKSIU, radartegal.id – Setiap daerah tentu akan memiliki sejarah tersendiri. Tidak kecuali Desa Kesuben. Berikut ini sejarah Desa Kesuben Lebaksiu Tegal yang perlu Anda ketahui.

Desa Kesuben yang berada di Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal tidak terlalu luas. Berikut ini sejarah Desa Kesuben Lebaksiu Tegal.

Meskipun Desa Kesuben tidak terlalu luas, tetapi memiliki beberapa blok seperti Kebayaran, Ervan, Lemah Duwur, Keplik, Bratawali, Gletak, Karang Pucung, Brak, Duran Sawit, Sumung Kameng, Sumur Sanjem, Karang Gondang dan lain-lain. Berikut ini sejarah Desa Kesuben Lebaksiu Tegal.

Sejarah Desa Kesuben Lebaksiu Tegal

Menurut penuturan warga sekitar, sejarah Desa Kesuben Lebaksiu Tegal yang beredar di masyarakat mulai dari sejak zaman penjajahan Belanda. Ada pun nama Kesuben sendiri berasal dari nama seorang tokoh.

BACA JUGA: Sejarah Gedung Birao Kota Tegal, Ternyata Menjadi Bukti Perkretaapian Di Jawa Tengah

BACA JUGA: Sejarah Gedung Kantor Pos Tegal, Saksi Bisu Pembangunan Jalan Anyer - Panarukan di Era Kolonial

Tokoh tersebut diketahui merupakan utusan dari Kerajaan Mataram bernama Subi (Mbah Subi). Sejarah Desa Kesuben ini, berawal dari kisah perjalanan spiritual Mbah Subi yang diklaim membawa pesan dari kerajaan unntuk disampaikan kepada Pangeran Amangkurat II.

Pada saat itu Pangeran Amangkurat sedang menetap di sebuah Dusun Tegal Wangi  (yang kini bernama Tegal Arum). Singkat cerita Mbah Subi bersama dengan prajurit Mataram lainnya telah sampai di sebuah tempat.

Di sana, dia menemukan sebatang pohon durian yang sangat besar dan lebat. Pohon tersebut diketahui memiliki buah yang sangat banyak.

Kemudian, Mbah Subi mulai membuat persinggahan untuk sekadar beristirahat di sekitar pohon durian. Namun, lambat lain banyak orang ikut singgah dan menjadi sebuah perkampungan penduduk.

Mbah Subi menanamkannya Dukuh Durensawit. Hal ini karena, pada saat itu terdapat sebuah pohon durian yang sangat  besar dan lebat.

BACA JUGA: 5 Bangunan Bersejarah di Jawa Tengah, Salah Satunya Menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO

BACA JUGA: Sejarah Stasiun Trem Uap di Tegal, Bukti Kota Bahari Maju di Era Kolonial Belanda

Kemudian, dalam persinggahan tersebut Mbah Subi berkenalan dengan seorang gadis dari  Dusun tetangga yang menjadi asal usul Desa Kesuben. Namun, karena Mbah Subi termasuk orang yang bertanggungjawab maka ia rela meninggalkan gadis pujaannya demi menunaikan tugasnya untuk bisa menyampaikan pesan kepada Pangeran Amangkurat.

Hingga singkat cerita, Mbah Subi berhasil menyelesaikan tugasnya. Kemudian, ia kembali pulang yang dalam kepulangannya diampingi oleh seorang bernama Wangsakerti.

Namun, belum sampai pada tujuannya yakni ingin menemui gadis pujaan, perjalanan Mbah Subi terpaksa tertunda karena Wangkerti merasa kelelahan bahkan sampai tergeletak di sebuah perkampungan kecil yang kemudian diberi nama Dusun Gletak.

Lalu, Mbah Subi meneruskan perjalanannya sendirian dan sampailah pada dusun di mana gadis pujaannya tinggal. Singkat cerita, Mbah Subi akhirnya menikah dengan gadis tersebut dan tinggal di dusun gadis pujaan hatinya.

BACA JUGA: Ada yang Sudah Berumur 200 Tahun, Ini 4 Masjid Bersejarah di Tegal yang Masih Digunakan sampai Sekarang

BACA JUGA: Kisah Horor di Tegal, Tukang Cat Dapat Pekerjaan di Rumah Pesugihan Bikin Merinding

Mbah Subi sendiri terkenal menjadi tokoh penting di dusun tersebut dan banyak  masyarakat yang berguru kepadanya. Hingga tibalah Mbah Subi tutup usia.

Untuk mengenang Mbah Subi, masyarakat sekitar pun menamakan dusun tersebut dengan sebutan Kesuben yang berarti Kesubian atau orang yang menganut atau setia kepada ajaran Mbah Subi.

Namun, pada zaman penjajahan Belanda, dua dusun yang awalnya Durensawit dan Kesuben kemudian digabung menjadi Desa Kesuben. Hal ini karena, secara historis dan ekonomi Kesuben lebih layak disebut sebagai desa.

Uniknya, ketika Anda berkunjung ke Desa Kesuben, Anda akan menemukan banyak sekali pohon dukuh. Pohon tesebut dapat Anda temukan hampir di setiap rumah.

BACA JUGA: 4 Hal tentang Museum Semedo di Tegal yang Jadi Destinasi Wisata Bersejarah Wajib Dikunjungi Pelancong

BACA JUGA: Ada yang Sudah Berumur 200 Tahun, Ini 4 Masjid Bersejarah di Tegal yang Masih Digunakan sampai Sekarang

Buah Dukuh ini sangat terkenal karena memiliki rasa yang manis. Sekalinya berbuah, pohon ini akan menghasilkan buah yang sangat banyak.

Demikian ulasan mengenai sejarah Desa Kesuben Lebaksiu Tegal. Semoga bermanfaat.

Sumber: