Gendowor, Tokoh Penting Sejarah Tegal yang Ditembak Mati Kompeni di Banjaran

Gendowor, Tokoh Penting Sejarah Tegal yang Ditembak Mati Kompeni di Banjaran

BERSEJARAH - Salah satu makam yang menjadi cagar budaya menggambarkan patriotiknya sejarah Gendowor, sebagai salah seorang tokoh pejuang di Tegal.--

radartegal.id - Sejarah Gendowor yang hidup pada masa zaman kekuasaan Sunan Amangkurat II, perjuangannya bagi Tegal dan sekitarnya tak perlu diragukan lagi. Lalu seperti apa kisahnya? Silakan ikuti jejak sepak terjangnya dalam artikel ini.

Gendowor sendiri merupakan sosok legendaris yang kiprahnya sangat terkenal di kalangan warga dan masyarakat Tegal pada saat itu. Kisahnya pun begitu menerik, sehingga banyak sepak terjangnya yang perlu diteladani generasi sekarang.

Siapa sebenarnya Gendowor?

Gendowor nama aslinya adalah Ki Pranantaka, yang merupakan orang kepercayaan Adipati Martalaya, pemimpin Tegal saat itu, dan berlanjut sebagai orang dekat Sunan Amangkurat II. Mulai dari sini pulalah, kisahnya berawal.

BACA JUGA: Sejarah Gendowor yang Hidup pada Jaman Kekuasaan Sunan Amangkurat II yang Penuh Misteri, Ini di Balik Kisahnya

Sebagaimana lazimnya orang kepercayaan pejabat pribumi, kesetiaan Gendowor tak perlu diragukan dan tak pernah tergoyahkan. Sikapnya itu pula, yang membuatnya menjadi sosok penting bagi penguasa-penguasa pada zamannya. 

Misalnya saat Sunan Amangkurat II memberikan tugas kepadanya, untuk mencari kembang Wijayakusuma di Nusakambangan, Cilacap. Meskipun daerah tersebut dikenal angker, nyatanya dia berhasil melakukannya.. 

Berkat kelihaian dan kepercayaannya itulah, Gendowor mendapatkan gelar kehormatan sebagai Raden Harya Sindureja dari Sunan Amankurat IX.

BACA JUGA: Mengenal Jasa-jasa Perjuangan Gendowor Memajukan Perekonomian Masyarakat Tegal di Era Kesultanan Amangkurat II

Kepercayaan Adipati Martalaya

Gendowor dan Adipati Martalaya memiliki ikatan yang erat. Selain sebagai kepercayaan pribadi, Gendowor juga dipercayakan untuk mengurus kuda sang adipati. 

Pandangan mereka sejalan, terutama tentang penolakan kerjasama Mataram dengan kompeni Belanda. Gendowor dikenal sebagai pribadi yang polos, jujur, dan memiliki hati yang mulia. 

Sifat inilah yang membuatnya dipercaya sebagai pembuka jalan saat Sunan Amangkurat II pergi ke Jepara. Ketika Adipati Martalaya meninggal pada 17 Januari 1678, Gendowor mengambil alih pemerintahan Tegal selama tiga tahun. 

BACA JUGA: Kisah Pengembala Kuda Menjadi Adipati di Tegal, Perseteruan Sengit Gendowor dengan Bagus Suanda

Sumber: