Asal Mula Munculnya Tradisi Sungkeman Saat Hari Raya Idul Fitri, Berikut dengan Maknanya

Asal Mula Munculnya Tradisi Sungkeman Saat Hari Raya Idul Fitri, Berikut dengan Maknanya

TRADISI- Asal Mula Tradisi Sungkeman Saat Hari Raya Idul Fitri--

RADAR TEGAL - Setelah sebulan penuh umat muslim berpuasa dan akan memasuki hari kemenangan atau Idulfitri. Nah, ternyata masyarakat Indonesia biasa menerapkan tradisi sungkeman saat Hari Raya sebagai simbol dari saling maaf-memaafkan.

Lantas bagaimana dasar munculnya tradisi sungkeman saat Hari Raya? Simak penjelasannya di artikel berikut ini.

Tradisi sungkeman saat Hari Raya memiliki makna nilai moral yaitu saling memaafkan. Tradisi ini dilakukan dengan sungkem anak muda kepada yang lebih tua sebagai wujud bakti dan hormat.

Istilah sungkem berasal dari dialek Jawa yang artinya sujud atau tanda bakti. Tradisi sungkeman saat Hari Raya sering dilakukan masyarakat, namun masih banyak yang belum mengetahui asal usul adanya tradisi sungkeman.

BACA JUGA: Jejak Sejarah Tradisi Nyadran, Ternyata Sudah Ada Sebelum Islam Masuk ke Indonesia

Dilansir dari berbagai sumber, tradisi ini dipercaya telah ada sejak zaman Mangkunegara 1 atau nama lainnya Pangeran Sumbernyawa.

Kemudian beliau mengenalkan tradisi sungkeman ketika Hari Raya Idul Fitri. Saat itu pangeran Mangkunegara mengadakan perkumpulan para raja, punggawa, dan prajurit di Balai Istana. Hal ini tujuannya untuk menghemat waktu, tenaga, fikiran dan dana. 

Saat itu juga seluruh yang hadir melakukan sungkem yang pertama premaisuri kepada raja, kemudian dilanjutkan para punggawa dan prajurit sungkem kepada raja. Semuannya saling memaafkan, yang kemudian tradisi itu dicontoh oleh organisasi islam dan sampai sekarang masih dilakukan biasanya dibarengi dengan halal bi halal.

Selain sungkeman saat Hari Raya Idul Fitri, sungkeman ini juga biasannya dilakukan saat prosesi pernikahan untuk meminta doa restu orang tua. Serta ucapan terimakasih atas bimbingan dan pendampingan selama bersama orang tua sampai dengan membangun rumah tangga sendiri.

BACA JUGA:Cara Menyambut Ramadhan dengan Tradisi Unik Umat Muslim di Dunia, dari Lebanon sampai Mesir

Mengutip dari beberapa sumber, ini dia makna dari adanya tradisi sungkeman yang masih dijalankan hingga sekarang:

  • Sebagai sarana yang dilakukan masyarakat Jawa untuk melatih kerendahan hati, karena ketika sungkem posisi tubuh akan merendah kepada yang lebih tua
  • Sebagai wujud terimakasih seorang anak atau yang lebih muda kepada orang tua, dengan diwakilkan  gestur tubuh yang patuh dan hormat pada orang tua
  • Sebagai wujud penyesalan dan permintaan maaf jika sebelumnya pernah berbuat salah dan menyakiti hati orang tua, tradisi ini bisa memperbaiki hubungan antar keluarga
  • Sebagai penyadaran diri anak-anak muda yang kadang lupa bagaimana seharusnya bersikap terhadap orang tua

BACA JUGA:Sambut Hari Raya dengan Tradisi Unik Prepegan di Tegal, Warga Berbondong-bondong Cari Pernak-pernik Lebaran

Kesimpulan

Disclaimer, bukan berarti dengan adanya tradisi sungkeman derajat anak muda lebih rendah dari orang tua, melainkan tradisi tersebut menunjukan akhlak dan sifat mulia dari seorang manusia. Tujuan utama dari adanya tradisi ini sebagai wujud penghormatan kepada manusia yang lebih dahulu berpengalaman sehingga telah memberikan dan mengajarkan berbagai hikmah kehidupan. 

Sumber: