Asal Usul Mitos Batara Kala, Raksasa yang Memakan Matahari dan Bulan di Kepercayaan dan Budaya Jawa Kuno

Asal Usul Mitos Batara Kala, Raksasa yang Memakan Matahari dan Bulan di Kepercayaan dan Budaya Jawa Kuno

WAYANG - Dari mitos Batara Kala di Jawa hingga cerita-cerita yang tersebar di berbagai penjuru dunia, kita dapat melihat betapa kaya dan beragamnya kepercayaan dan kebudayaan di penjuru dunia.--(Ilustrasi Foto: Freepik/pikisuperstar)

Keyakinan mitos Batara Kala ini tercermin dalam kepanikan yang melanda masyarakat saat gerhana terjadi. Namun juga dalam harapan bahwa tindakan mereka dapat menahan Batara Kala dan menjaga kelestarian alam semesta.

BACA JUGA: Mitos Pantai Selatan Tak Lepas dari Tumbal Manusia dan Ilmu Hitam dari sang Penunggu dan Penguasanya

Mitos gerhana matahari di berbagai budaya

Tidak hanya di Jawa, mitos tentang gerhana matahari juga tersebar luas di berbagai penjuru dunia. Fenomena ini tidak hanya menarik minat ilmuwan. Namun juga menginspirasi berbagai cerita dan kepercayaan dalam budaya setempat. 

Misalnya, di Indonesia, terdapat mitos bahwa gerhana matahari terjadi ketika buto ijo memakan matahari. Menurut kepercayaan di beberapa daerah, gerhana ini merupakan pertanda bahwa saudara kandung sedang bercinta.

Di berbagai negara lain, seperti Yunani dan India, mitos tentang gerhana matahari juga berkembang dengan cerita-cerita yang khas. Di Yunani, gerhana matahari dianggap sebagai tanda bahwa dewa akan memberikan hukuman kepada raja, sementara di India, gerhana ini dihubungkan dengan kisah perang antara dewa dan iblis. 

Cerita-cerita seperti ini tidak hanya mencerminkan kekaguman akan fenomena alam. Namun juga mencerminkan kekhawatiran dan keyakinan spiritual yang dalam di masyarakat setempat.

BACA JUGA: Salat Gerhana Bulan Dua Rakaat dengan Dua Kali Baca Alfatihah dan Rukuk, Begini Tata Cara Lengkapnya

Kesimpulan

Gerhana matahari, dengan semua keajaiban dan misterinya, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya manusia. Dari mitos Batara Kala di Jawa hingga cerita-cerita yang tersebar di berbagai penjuru dunia, kita dapat melihat betapa kaya dan beragamnya kepercayaan dan kebudayaan manusia. 

Meskipun kita sekarang memiliki pemahaman ilmiah yang lebih baik tentang fenomena ini, tidak dapat dipungkiri bahwa mitos Batara Kala dan gerhana matahari tetap memberi warna dan makna bagi kehidupan kita. 

Sebagai manusia, mari kita terus menghargai dan mempelajari keberagaman budaya kita. Termasuk dalam cara kita memahami dan merayakan keajaiban alam seperti gerhana matahari.(*)

Sumber: