Berharap Bisa Capai 16 Persen, Pemkab Tegal Gandeng Gen-Z untuk Bantu Turunkan Stunting

RADAR TEGAL – Berharap hasil angka stunting dapat turun sesuai target di angka 16 persen, Pemerintah Kabupaten Tegal (Pemkab Tegal) gandeng Gen-Z (Generasi Z). Langkah ini dilakukan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Tegal dengan menggelar Workshop Pembuatan Media Kampanye Pencegahan Stunting Bagi Remaja.

Kegiatan Pemkab Tegal gandeng Gen-Z tersebut merupakan kerja sama dengan Tanoto Foundation. Digelar di Ruang Rapat DP3AP2KB Kabupaten Tegal selama 2 hari, yakni pada Rabu, 20 Maret 2024 hingga Kamis, 21 Maret 2024.

"Kegiatan ini tujuannya untuk mendukung peran remaja dalam upaya percepatan penurunan stunting," kata Kepala Dinas DP3AP2KB Kabupaten Tegal Khofifah terkait kegiatan Pemkab Tegal gandeng Gen-Z tersebut.

Khofifah mengatakan, workshop yang digelar Pemkab Tegal gandeng Gen-Z itu diikuti oleh 58 peserta dari 18 Kecamatan yang mewakili unsur Forum Generasi Berencana (GENRE), Posyandu Remaja, Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R), IPPNU dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Kabupaten Tegal.

BACA JUGA: Turunkan Angka Stunting di Kabupaten Tegal, Pj Bupati Minta Fokus 2 Hal Ini

"Tiap kecamatan ada perwakilannya," ujar Khofifah.

Dia mengungkapkan, bahwa angka prevalensi stunting Kabupaten Tegal pada tahun 2022 sebesar 22,3 persen turun 5,7 persen dari angka 28 persen di tahun 2021.

Sementara tahun 2023 masih menunggu hasil survey kesehatan Indonesia (SKI) dari Kementerian Kesehatan.

“Kita berharap hasil angka stunting dapat turun sesuai target di angka 16 persen,” ucapnya.

Khofifah juga menjelaskan bahwa dalam Peraturan Bupati Nomor 4 tahun 2023 tentang Strategi Perubahan Perilaku Dalam Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023-2026 terdapat enam kata kunci yang harus disosialisasikan.

BACA JUGA: 3.690 Kader Tim Pendamping Keluarga Kabupaten Tegal Dikerahkan untuk Turunkan Stunting

Pertama, ibu hamil dan remaja mengosumsi Tablet Tambah Darah (TTD).

Kedua, ibu hamil mengikuti kelas ibu minimal empat kali untuk edukasi gizi dan konseling.

Ketiga, ibu dan pengasuh menerapkan praktek Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak (PMBA) sesuai anjuran. 

Sumber: