Kisah Pilu Nyai Widuri sang Penjaga Pantai Pemalang, Kisah Kesetiaan Berakhir Kematian

Kisah Pilu Nyai Widuri sang Penjaga Pantai Pemalang, Kisah Kesetiaan Berakhir Kematian

MITOS - kisah pilu nyai widuri sang penjaga pantai pemalang--

RADAR TEGAL - Kisah pilu Nyai Widuri sang penjaga Pantai Pemalang, merupakan cerita yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat sekitar. Kisahnya menjadi dongeng yang diceritakan secara turun temurun.

Kisah pilu Nyai Widuri sang penjaga Pantai Pemalang merupakan cerita kesetiaan yang tiada akhir. Namun kisah ini berakhir tragis yang membuat hati teriris.

Bagaimana tidak, kisah pilu Nyai Widuri sang penjaga Pantai Pemalang ini merupakan kisah kesetiaan yang berakhir kematian. Pantai Widuri Pemalang merupakan saksi bisu kesetiaan Nyai Widuri.

Berikut kisah pilu Nyai Widuri sang penjaga Pantai Pemalang yang bisa Anda baca. Mari simak selengkapnya kisah sang penjaga Pantai Pemalang ini.

BACA JUGA: Mitos Buaya Putih Penunggu Kali Comal Pemalang, Konon Jelmaan Siluman yang Kerap Meminta Tumbal

Kisah pilu Nyai Widuri sang penjaga Pantai Pemalang

Pemalang merupakan sebuah kota kecil yang terletak di Jawa Tengah. Meski luas wilayahnya tidak terlalu besar, kota ini menyimpan sekali banyak kisah, mitos, hingga misteri.

Dahulu kala, Pemalang merupakan sebuah wilayah di Jawa Tengah yang masih berbentu rawa-rawa dan hutan. Tepatnya pada abad ke-15, pesisir ini mulai menjadi sebuah Kabupaten.

Pada saat itu, hiduplah sepasang kekasih yang Ki dan Nyai Pedaringan. Sepasang suami istri ini hidup di tengah kesederhanaan tetapi diselimuti kebahagiaan.

Meski perbedaan usia dari mereka cukup besar, hal tersebut tidak menghalangi tumbuhnya cinta dari sepasang suami istri ini. Saat itu, Ki Pedaringan berumur sekitar 50 tahun sedangkah Nyai Pedaringan masih sangat muda yaitu sekitar 20 tahunan.

BACA JUGA: Mitos Pantai Widuri Pemalang, Mulai dari Dugaan Perselingkuhan hingga Pembantaian Massal

Kisah kesetiaan mereka teruji saat bertemu dengan Pangeran Purbaya. Pada saat itu, Ki Pedaringan sedang bertani menanam palawija dan semangka. Nyi Pedaringan yang sedang di rumahpun, menyiapkan makanan sambil menunggu kedatangan suaminya.

Namun saat itu, terdapat sebuah pemuda tampan yang datang ke rumah Nyi Pedaringan. Pemuda tersebut meminta untuk diizinkan masuk kedalam rumah karena kondisi lengannya yang berdarah.

Dalam hati Nyi Pedaringan bertanya, 'Siapakah pemuda ini?' Ternyata tak lama kemudian, dia mengenalkan diri dengan naman Pangeran Purbaya.

Pangeran ini merupakan seorang punggawa dari Kerajaaan Mataram yang sedang mengemban tugas untuk menumpas pemberontakan. Saat itu pemberontak bermaksud untuk mengusai Tanah Jawa.

Sumber: