Kisah Pilu Nyai Widuri sang Penjaga Pantai Pemalang, Kisah Kesetiaan Berakhir Kematian

Kisah Pilu Nyai Widuri sang Penjaga Pantai Pemalang, Kisah Kesetiaan Berakhir Kematian

MITOS - kisah pilu nyai widuri sang penjaga pantai pemalang--

BACA JUGA: Cegah Abrasi, Polres Pemalang Tanam 800 Bibit Pohon Cemara Laut di Pantai Widuri

Namun hal tersebut bisa dicegah oleh Pangeran Purbaya karena menang dalam pertarungan menumpas pemberontakan. Melihat kondisi Pangeran Purbaya yang sedang terluka, Nyai Pedaringan mencoba mengobati pemuda tersebut.

Setelah diobati, pangeran berpamitan dengan meninggalkan sebuah keris sebagai tanda terima kasih. Pangeran berpesan untuk merawas keris tersebut dengan baik.

Simonglang, nama dari keris ini diharapkan oleh pangeran agar menjadi benda pusaka keluarga Pedaringan. Setelah Pangeran Purbaya pergi, Ki Pedaringan sampai di rumah pada sore hari.

Saat itu, Ki Pedaringan kesal karena istrinya tidak mengantarkan makanan ke ladang. Saat melihat keris pemberian Purbaya, Ki Pedaringan curiga dan beranggapan kalau Nyi Pedaringan berselingkuh.

BACA JUGA: Mitos Pantai Alam Indah Tegal, Menelusuri Jejak Mistis di Balik Keindahannya

Pada saat itu, Nyi Pedaringan menceritakan kejadian sebenarnya. Namun Ki Pedaringan masih tetap tidak peracaya.

Akhirnya sebagai bukti kesetiaan, dia memotong jarinya menggunakan keris itu. Nyi Pedaringan bersumpah jika darah yang dia teteskan ke bunga widuri dan menjadi putih maka pertanda sebagai kesetiaan. 

Akhirnya bunga tersebut berubah menjadi warna putih. Melihat hal itu, Ki Pedaringan menyesal dan sebagai permintaan maaf, Ki Pedaringan menyusul Pangeran Purbaya untuk mengembalikan keris tersebut.

Namun, saat itu Ki Pedaringan tidak pernah pulang ke rumah. Nyai Pedaringan yang dijuluki Nyai Widuri ini menunggu sampai akhir hayat dan berakhir dengan kematian tanpa bertemu kekasihnya. Sekian kisah pilu Nyai Widuri sang penjaga Pantai Pemalang. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dan kisah tersebut. (*)

Sumber: