Mitos Sungai Ketiwon Tegal, Namanya Berasal dari 2 Makhluk Ghaib Ini yang Saling Berseteru

Mitos Sungai Ketiwon Tegal, Namanya Berasal dari 2 Makhluk Ghaib Ini yang Saling Berseteru

MITOS- Salah satu mitos Sungai Ketiwon Tegal adalah keberadaan gerbang menuju alam ghoib di bawah jembatan--

RADAR TEGAL - Ada sejumlah mitos yang menyebar di kalangan masyarakat terkait keberadaan sungai Ketiwon Tegal. Sungai tersebut menjadi perbatasan antara 2 wilayah yakni Kota dan Kabupaten Tegal.

Beberapa mitos Sungai Ketiwon Tegal yang beredar di kalangan masyarakat adalah asal usul penamaan sungai tersebut. Konon, itu diambil dari 2 makhluk ghoib sebangsa siluman yang tak pernah akur.

Bukan hanya soal mitos jembatan yang melintang di atas Sungai Ketiwon Tegal, tepatnya di Jalur Pantura Tegal juga menjadi saksi sejarah peristiwa berdarah. Yakni, tempat eksekusi para anggota PKI.

Selain itu, masih ada sejumlah mitos sungai Ketiwon Tegal yang juga berkembang di masyarakat sekitarnya. Nah, pada artikel kali ini akan kami sajikan mitos dan sejarah tersebut.

Mitos Seputar Sungai Ketiwon

1. Penamaan Diambil dari Nama 2 Mahkluk Ghoib

Mungkin tidak banyak yang tahu penamaan sungai Ketiwon itu dan artinya. Salah satu mitos yang berkembang di masyarakat adalah sungai Ketiwon diambil dari 2 makhluk ghaib sejenis siluman yang menghuninya.

Konon, sungai tersebut dihuni oleh siluman buaya putih, yang bernama Nyai Saketi. Siluman tersebut ternyata memiliki musuh bebuyutan bernama Segawon.

Segawon ini memiliki tubuh seperti manusia pada umumnya. Namun, bagian kepalanya berbentuk hewan anjing.

Keduanya selalu bermusuhan, hingga akhirnya saling adu kesaktian di sungai tersebut. Sehingga, sungai itu akhirnya menjadi nama Ketiwon, yang berasal dari Nyai Saketi dan Segawon.

2. Dihuni Siluman Buaya Putih

Mitos Sungai Ketiwon Tegal selanjutnya adalah adanya siluman buaya putih. Siluman itu, tidak lain adalah Nyai Saketi yang disebutkan di atas.

Siluman buaya putih yang menghuni sungai Ketiwon itu tidak memiliki ekor alias buntung. Berbeda dengan buaya pada umumnya yang memiliki ekor panjang.

3. Adanya Gerbang Menuju Alam Ghoib

Banyak masyarakat yang mempercayai, mitos sungai Ketiwon Tegal terdapat gerbang menuju alam ghoib. Tepatnya berada di bawah jembatan yang membentang di Jalur Pantura dan menghubungkan wilayah Kota dan Kabupaten Tegal.

Menurut masyarakat, tanda-tanda keberadaan adanya gerbang tersebut adalah dengan pusaran air yang kerap terjadi saat air pasang. Beberapa kali kejadian orang tenggelam, seringnya ditemukan di sekitar lokasi ini. Pusaran air itu juga menjadi pertanda bertemunya arus sungai Jenggot dan Ketiwon.

4. Wilayah Kekuasaan Naga Grinsing

Mitos Sungai Ketiwon Tegal lainnya adalah bahwa Sungai tersebut berada di bawah kekuasaan Naga Grinsing. Yakni, siluman yang berwujud ular besar.

Konon, Naga Grinsing yang juga menguasai Sungai Kalipah dan Kaligung, kerap menyambangi Sungai Ketiwon tersebut. Karena, wilayah itu juga berada di daerah kekuasannya.

5. Benteng Kota dari Serangan Ghaib Luar Daerah

Wilayah Kota Tegal diapit oleh dua sungai besar, yakni Ketiwon dan Kaligangsa yang menjadi perbatasan dengan Kabupaten Tegal dan Brebes. Konon, dua sungai tersebut merupakan pagar atau banteng dari serangan ghoib yang datang dari luar daerah.

Sebagian masyarakat percaya, jika ada yang mengirimkan hal-hal ghoib seperti teluh, santet dan lainnya tidak akan mampu melewati dua sungai tersebut.

Peristiwa Memilukan di Atas Jembatan

Terlepas dari Mitos Sungai Ketiwon Tegal itu, ada sejarah kelam yang terjadi di atas jembatan. Dahulunya, jembatan tersebut terbuat dari kayu sebelum mengalami perombakan.

Pasca pemberontakan PKI, kabarnya lokasi tersebut menjadi tempat eksekusi para anggota partai terlarang itu. Bahkan, sempat muncul isu, jika pembangunan pondasi jembatan menggunakan kepala manusia.

Sehingga, muncullah istilah Bedogan yang merupakan julukan bagi yang mencari kepala untuk dijadikan pondasi jembatan. Namun, yang sebenarnya mungkin terjadi adalah Peristiwa berdarah tersebut.

Penutup

Adanya mitos Sungai Ketiwon Tegal itu memang belum tentu kebenarannya. Namun, semua kembali kepada kepercayaan dan keyakinan masing-masing.

Demikian artikel tentang Mitos Sungai Ketiwon Tegal yang banyak berkembang di masyarakat. Mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah cara terbaik dalam menyikapi mitos tersebut. (*)

Sumber: